Ilustrasi Pelatihan Bengkel Konversi (Dokumentasi : @bpsdm.esdm.go.id)
Jakarta, goindonesia.co – Bersamaan dengan pelaksanaan road show Bimbingan Teknis (Bimtek), pameran dan talkshow konversi motor listrik dilaksanakan pula pelatihan dan workshop. Pelatihan teknisi motor listrik merupakan langkah penting untuk mempersiapkan individu dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan dalam merawat, memperbaiki, dan mengelola motor listrik di bengkel-bengkel konversi yang tersertifikasi.
“Sebagai upaya menciptakan ekosistem kendaraan listrik roda dua, perlu adanya bengkel konversi baik tipe A ataupun tipe B yang cukup banyak serta jaringan bengkel reparasinya. Saat ini sudah ada 11 bengkel konversi bersertifikat yang terverifikasi dan tercantum di Platform Digital sebagai mitra program,” kata Direktur Konservasi Energi Ditjen Energi Baru Terbarukkan dan Konservasi Energi (EBTKE) Gigih Udi Utomo di Medan, Selasa (7/11).
Menurut Gigih, jumlah bengkel konversi yang bermitra dapat bertambah dari bengkel tersertifikasi Kemenhub dan bengkel binaan.
Selain memperbanyak bengkel-bengkel konversi, Kementerian ESDM melalui Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (PPSDM KEBTKE) melaksanakan pelatihan untuk teknisi motor listrik itu sendiri.
“Diperlukan adanya SDM yang memadai untuk memenuhi kebutuhan tersebut, oleh sebab itu kami menggandeng PPSDM KEBTKE untuk mengadakan Workshop dan Pelatihan teknis dalam melatih tenaga teknis (montir) bengkel yang berasal dari perwakilan tenaga guru SMK, BLK, dan anggota asosiasi motor,” tambah Gigih.
Bersamaan dengan road show Bimbingan Teknis (Bimtek) dan talkshow konversi motor listrik yang dilaksanakan Kementerian ESDM di berbagai kota di Indonesia bersamaan juga dilakukan pelatihan dan workshop di sekolah-sekolah kejuruan.
Pelatihan dan workshop mengkonversi motor berbahan bakar minyak menjadi motor listrik hingga kini telah dilakukan di 20 kota dengan total peserta pelatihan dan workshop sebanyak 425 peserta. Pelatihan selanjutnya akan dilaksanakan di 8 kota dengan perkiraan peserta sebanyak 190 orang.
“Sekolah menengah kejuruan dan bengkel memegang peran vital dalam mewujudkan visi ini. Melalui kerja sama yang kuat antara pendidikan dan industri, kita dapat menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan dan memberikan peluang bagi generasi muda untuk berkontribusi dalam perubahan yang positif,” tutup Gigih. (***)
*Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama, @www.esdm.go.id