Muhammad Airil, siswa asal Aceh Singkil (Foto : @www.acehprov.go.id)
Banda Aceh, goindonesia.co – Muhammad Airil, siswa asal Aceh Singkil, dinobatkan sebagai Duta Lingkungan Hidup Kabupaten Aceh Singkil 2024, sebuah prestasi yang diraihnya melalui kompetisi yang diselenggarakan oleh Dinas Lingkungan Hidup Aceh Singkil, wilayah paling selatan Aceh.
Dalam kompetisi ini, Airil bersaing dengan ratusan peserta dari berbagai sekolah di Aceh Singkil. Dengan keberanian dan percaya diri, ia berhasil mengungguli pesaing-pesaingnya yang seumuran dengannya.
“Sebelumnya, saya pernah menjadi juara 1 Duta Pelajar Kamtibmas. Setelah masa jabatan itu berakhir, saya mengikuti seleksi Duta Lingkungan ini, alhamdulillah, saya menang lagi,” ujar Airil kepada Media Center Aceh, Senin (12/8/2024).
Duta Pelajar Kamtibmas adalah perpanjangan tangan kepolisian yang bertugas menjaga ketertiban dan keamanan di sekolah-sekolah di tingkat kabupaten dan provinsi.
“Sebetulnya, ini bukan passion saya. Saya dikenal sebagai anak yang introvert, sedangkan seleksi dan kegiatan Duta ini utamanya adalah public speaking. Jadi, saya tidak berekspektasi bisa terpilih,” kata remaja kelahiran Aceh Singkil, 16 Juni 2008, tersebut.
Airil merupakan anak dari Amin Safari, karyawan perusahaan perkebunan, sementara ibunya, Sri Julianti, adalah ibu rumah tangga.
Airil mengungkapkan bahwa salah satu faktor yang membantunya memenangkan kompetisi ini adalah pengetahuan yang diperolehnya dari Ayahnya tentang lahan konservasi di tempat kerja Ayahnya, PT PLB.
Selain Airil, Dimas Bagus Saputra, siswa dari sekolah yang sama, SMAN 1 Gunung Meriah, juga menorehkan prestasi gemilang. Dimas baru saja memenangkan kompetisi debat Bahasa Inggris tingkat kabupaten dan provinsi, mengalahkan ratusan pesaing dari berbagai sekolah di Aceh.
Dimas dikenal sebagai siswa dengan catatan akademik luar biasa. Ia selalu menduduki peringkat pertama di kelasnya dan menjadi juara umum di sekolah selama tiga tahun berturut-turut dengan nilai akademik tertinggi.
“Saya belajar otodidak. Saya tipe orang yang ambisius dan kompetitif, jadi pencapaian akademik di sekolah adalah yang utama. Kemenangan dalam lomba saya anggap sebagai bonus,” ujar Dimas saat ditanya tentang tips dan trik memenangkan kompetisi.
Maya Kartika, Kepala SMAN 1 Gunung Meriah, membenarkan bahwa banyak siswa di sekolahnya yang memiliki talenta dan prestasi, termasuk Airil dan Dimas. Ia mengatakan keberhasilan mereka didasarkan pada kemauan dan bakat, yang dipadu dengan pembinaan ketat oleh para guru.
“Alhamdulillah, banyak siswa di sekolah ini yang berprestasi, baik di bidang akademik maupun non-akademik,” jelas Maya.
Dimas juga menyatakan kebanggaannya terhadap Ayahnya, yang meskipun terlihat tegas, selalu memberikan kebebasan dalam menentukan pilihan hidupnya.
Ketika ditanya tentang motivasi terbesar yang membuat mereka terus berjuang, keduanya dengan kompak menjawab, Ibu. “Meski ibu hanya di rumah, perannya sangat besar. Ia selalu ada untuk saya,” ujar Airil.
“Ibu sudah capek menjaga dan mendidik saya sampai hari ini. Saya ingin membuat ibu selalu tersenyum. Senyum ibu adalah kebahagiaan saya,” tambah Dimas.
Pada Hari Pemuda Internasional ini, Airil dan Dimas diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi para pemuda lainnya, tidak hanya di Aceh Singkil, tetapi juga di seluruh Indonesia, untuk terus mengukir prestasi. (***)
*(MC ACEH, Pemerintah Provinsi Aceh)