Connect with us

Berita

Gelar SJI, PWI Ingin Wartawan Kalsel dapat Beradaptasi dengan Kemajuan Teknologi

Published

on

Sekolah Jurnalisme Indonesia yang digelar Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat bersama PWI Kalimantan Selatan (Kalsel) di Hotel Treepark Banjarmasin diikuti oleh 30 peserta (Foto : @pwi.or.id)

Banjarmasin, goindonesia.co – Sebanyak 30 peserta mengikuti Sekolah Jurnalisme Indonesia yang digelar Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) pusat bersama PWI Kalimantan Selatan (Kalsel) di Hotel Treepark Banjarmasin, 10-13 Juli 2024.

Mereka yang berasal dari wartawan media online, cetak, radio dan televisi se Kalimantan Selatan (Kalsel) diharapkan dapat beradaptasi dengan kemajuan teknologi dewasa ini dan jadi duta pendidikan di daerah.

Seperti diketahui, kemajuan teknologi membuat karya jurnalistik kalah bersaing dengan informasi dari media sosial, yang tidak jelas kebenarannya.

Hal ini ditengarai dapat mengancam eksistensi perusahaan media dan membuat masyarakat jadi tidak terdidik, bahkan dapat memicu kemajuan ekonomi serta sosial.

Dalam materinya, peserta dijejali pendidikan dan pelatihan sesuai tema yang diangkat yakni multi platform, dengan sejumlah pemateri yang expert di bidangnya.

“Sekolah jurnalistik ini sebuah bentuk pendidikan dan pelatihan PWI Pusat, dibiayai Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Sempat dilaksanakan lalu terhenti, tahun ini kita gelar lagi, pertama dibuka di Bandung dibuka oleh Menteri Nadiem Makarim. Kemarin di Jateng, dan ini di Kalsel, berikutnya Sumut dan daerah lain,” kata Ketua PWI Pusat, Hendry Ch Bangun kepada awak media.

Dia sangat bersyukur Kalsel termasuk satu provinsi paling maju, karena menyadari pentingnya peningkatan kompetensi wartawan itu harus dijawab dengan pendidikan dan pelatihan agar dapat mengantisipasi perkembangan.

“Jadi materi di SJI seperti ini akan membuat kawan-kawan wartawan itu dapat mengatasi perkembangan zaman. Kalau kita lihat temanya itu Multi Platform, jadi nanti kita bisa melihat harus berbuat apa dengan perkembangan teknologi saat ini. Kemudian juga ada wawasan kebangsaan, karena apa? karena PWI ini sebagai organisasi lahir di tengah perjuangan itu harus sesuai dengan nilai-nilai kepentingan bangsa kita,” papar Hendry.

PWI menurutnya harus jadi bagian peningkatkan kemajuan bangsa ini. “Kemudian ada juga di situ, yang namanya critichal tinkhing. jadi wartawan itu harus berpikir kritis, dengan artian wartawan itu harus memahami apa itu namanya kebutuhan masyarakat dan kritis dengan apa pun, lalu multi platform itu kemampuan beradaptasi,” jelas dia.

Ia menggarisbawahi bahwa kemajuan teknologi itu membuat jurnalistik terancam dengan medsos, berlomba-lomba menyampaikan informasi. Sehingga tidak tahu lagi yang mana kebenaran itu.

Karena itu lah kata dia, materi-materi SJI ini diharapkan dapat membuat peserta memahami bagaimana mengelola informasi sesuai nilai-nilai jurnalistik. Tidak hanya informasi yang dipertanggungjawabkan tapi juga informasi yang dapat membangun bangsa ini.

“Jadi SJI ini, apa wujudnya? Bagaimana media-media di Kalimantan ini dapat beradaptasi dengan perkembangan zaman teknologi sekarang ini.

Karena kita tahu, banyak media di dunia sekarang ini, mati, karena tidak dapat beradaptasi dengan perkembangan teknologi sekarang ini,” terang Hendry. Diakuinya keberadaan media cetak memang sudah masuk massa senja. Tetapi, kata dia di Eropa Utara kembali hidup.

“Karena masyarakat itu sudah bosan dengan berjuta-juta informasi yang tidak disaring. Kan ada teori, media itu get keeper informasi, penjaga gawang, jadi masyarakat itu hanya butuh 50 berita perhari ada ekonomi, politik, pendidikan, olahraga, dan alam. Dan itu tuntutan di Eropa Utara, di Indonesia mungkin nanti ke depan arahnya ke sana. Tidak lagi kita didominasi yang tidak perlu. Kadang ada informasi yang tidak perlu, capek kita kan, kita buka handphone beribu-ribu informasi padahal tidak penting,” urainya.

Nah dengan SJI ini harap dia peserta lebih tahu, sebenarnya bagaimana mengelola informasi yang bermanfaat bagi masyarakat, khususnya Kalsel dan bangsa ini.

“Mereka fokus bagaimana masyarakatnya makin maju secara ekonomi, terdidik, mendukung pelestarian alam, lalu ikan sosialnya kuat, gak perlu berita-berita yang sampah. Nah dengan SJI ini teman-teman dapat tahu,” harap dia.

Dia juga berterimakasih kepada Gubernur Kalsel H Sahbirin yang membuka SJI kali ini.

“Saya tadi menyampaikan ke gubernur, terimakasih bahwa Kalsel nomor satu di Indonesia, paling tanggap, terhadap apapun kebutuhan kita untuk perkembangan jurnalistik,” puji dia. 

Terlebih kata dia Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor penerima pena emas, sehingga sudah bagian dari PWI, jadi apapun yang dibutuhkan teman-teman dapat artian positif, cepat tanggap. 

“Tadi saya berdiskusi panjang, kami ingin daerah lain seperti ini,” pungkasnya.

Duta Pendidikan

Ketua PWI Kalsel, Zainal Helmie berharap peserta SJI tahun ini dapat menjadi duta pendidikan jurnalistik dengan ilmu pengetahuan yang telah didapat dari kegiatan ini. “Kita harapkan kawan-kawan yang sudah dipilih mengikuti jadi duta PWI untuk memberikan pendidikan ke daerah-daerah, karena pematerinya luar biasa,” ujarnya.

Yang lebih penting lagi kata dia SJI tiap hari disiarkan di youtube PWI sehingga seluruh pengurus di Indonesia dapat mengikutinya

“Tadi mereka WA, mereka memberikan respons, dan memberikan selamat karena dapat diikuti daerah lain,” terang Helmie.

Namun kata dia, SJI ini tentu tidak dapat terlaksana tanpa dukungan Pemerintah Provinsi Kalsel. “Saya tadi ngobrol dengan Paman Birin (Gubernur Kalsel), beliau minta teruskan kegiatan seperti ini. Dan meminta bagaimana Kalsel dapat menjemput dunia,” ungkapnya.

Helmi menjelaskan SJI di Kalsel sudah pernah digelar sejak 2011, namun kembali digelar tahun ini, setelah sempat terhenti.

“Nah uniknya kita masih dipercaya, dinilai oleh PWI Pusat dan Kementerian Pendidikan, Budaya, Riset dan Teknologi, sebagai salah satu yang aktif berkegiatan dalam jurnalistik. Nah, tahun ini kementerian itu cuma menunjuk empat provinsi,” pungkas dia.

Pemateri SJI kali ini antara lain Ketua Komisi Pendidikan dan Pelatihan, Marah Sakti, yang memberikan materi Filosopi Profesi Wartawan.

Kemudian Ketua PWI Pusat, Hendry Ch Bangun sebagai pemateri soal Wawasan Kebangsaan dalam Jurnalistik. Direktur SJI Ahmed Kurnia terkair Teknik Wawancara.

Wartawan senior Dr Aqua Dwi Payana memberikan materi soal Membangun Jaringan Kerja Wartawan yang Berintegritas. Sekretaris PWI Kalsel, Toto Fahcrudin memberikan materi terkait Mencari dan Mengembangkan Berita. Selanjutnya pemateri soal Berfikir Krits dan Kreatir dari Ketua Bidang Pendidikan PWI Pusat, M Nasir.

Selanjutnya anggota Dewan Kerhormatan PWI Pusat, Fathurrahman memberikan materi terkait Integritas. Dr Artini, Direktur Anugerah Adinegoro PWI selaku pemateri  Bahasa Indonesia dalam Jurnalistik.

Dhana Kencana dari IDN Times berbicara soal Jurnalisme Multi Tasking, Arbain Rambey selaku pewarta foto senior memberikan materi Fotografi (Teori dan Praktek).

Direktur Eksekutif Latadata Insight Center, Adek Media Roza PhD berbicara soal Jurnalisme Data, Visualisasi dan Infografis. Media Development TvOne, Merdi Sofansyah soal Penggunaan Aplikasi AI dalam Produksi Berita (Teori dan Praktek).

Terakhir seluruh peserta yang nantinya akan diuji soal materi sudah diberikan. (***)

*PWI

Continue Reading
Advertisement Berita Vaksin Penting

Berita

Menpar Undang Investor UEA Perbanyak Investasi di Sektor Pariwisata RI

Published

on

Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana melakukan pertemuan bilateral dengan Minister of Economy UAE, Abdulla Bin Touq Al Marri dalam kunjungan kerjanya ke Uni Emirate Arab (Foto : @kemenparekraf.go.id)

Abu Dhabi, goindonesia.co – Menteri Pariwisata (Menpar) Widiyanti Putri Wardhana melakukan kunjungan kerja luar negeri ke Uni Emirat Arab (UEA) dan mengundang investor dari negara itu untuk memperbanyak investasi di sektor pariwisata Indonesia yang semakin prospektif.

Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana melakukan pertemuan bilateral dengan Minister of Economy UAE, Abdulla Bin Touq Al Marri dalam kunjungan kerjanya ke Uni Emirate Arab, Sabtu (23/11/2024).

Dalam kunjungan kerjanya ini, Menpar Widiyanti melakukan pertemuan bilateral dengan Minister of Economy UAE, Abdulla Bin Touq Al Marri. Ia juga bertemu dengan Nirvana Travel & Tourism, Haliburg Group, dan Etihad Airways di Abu Dhabi, UEA, Sabtu (23/11/2024). 

Pada kesempatan itu, Menpar mempromosikan sejumlah destinasi wisata di Indonesia yang dapat dikunjungi oleh wisatawan UEA dan mengajak investor-investor di UEA untuk dapat menanamkan lebih banyak investasinya di sektor pariwisata Indonesia yang semakin kondusif dan prospektif.

“Dalam kunjungan kerja ke Abu Dhabi, UEA, saya menyaksikan langsung potensi besar wisatawan dari UEA ke Indonesia. Pada tahun 2023, realisasi investasi sektor pariwisata dari UEA ke Indonesia naik cukup signifikan,” kata Menpar Widiyanti. 

Dalam pertemuannya dengan Minister of Economy UAE, Abdulla Bin Touq Al Marri, Menpar Widiyanti membahas berbagai peluang dan upaya dalam memperkuat kerja sama di sektor pariwisata, termasuk promosi destinasi dan investasi yang strategis. 

“Saya optimistis dengan kolaborasi ini akan semakin memperkuat kerja sama di bidang pariwisata bagi Indonesia dan UEA di masa depan,” kata Menpar Widiyanti. 

Dalam pertemuannya dengan Nirvana Travel & Tourism, dan juga Haliburg Group, Menpar menyampaikan bahwa telah terjadi lonjakan pada angka investasi UEA tahun 2023 di Indonesia. 

Angka ini hampir 6 kali lipat dari tahun 2022 yang sebesar 3,4 juta dolar AS dengan sektor bisnis teratas adalah restoran, kegiatan biro perjalanan, dan hotel berbintang. Untuk realisasi tahun 2024, telah tercatat sebesar 1,8 juta dolar AS dengan profil dan cakupan yang sama. 

“Ini berarti bahwa dalam tiga tahun terakhir, investasi UEA mencapai 5,66 juta dolar AS. Memberikan peluang lebih lanjut bagi para investor di UEA untuk memperluas portofolio mereka,” kata Menpar Widiyanti. 

Menpar Widiyanti mengungkapkan bahwa pariwisata sebagai salah satu sektor unggulan penopang ekonomi Indonesia juga merupakan kontributor utama terhadap realisasi investasi nasional di tahun 2023. 

Oleh karena itu, Menpar mengajak para investor untuk tidak ragu menanamkan investasinya di Indonesia, khususnya di lima Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) dan sepuluh Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pariwisata. 

“Lima DPSP ini merupakan lokasi ikonik yang mewakili hal terbaik yang ditawarkan negara kita dan menjadi prioritas untuk pengembangan lebih lanjut. Dari pengembangan infrastruktur hingga penyelenggaraan event dan promosi yang lebih gencar, area-area ini dipersiapkan untuk pengembangan di bidang pariwisata, perhotelan, dan industri pendukung. Setiap destinasi merupakan perpaduan unik antara budaya, keindahan alam, dan potensi yang belum dimanfaatkan, yang menawarkan peluang yang tak tertandingi untuk menciptakan pengalaman kelas dunia sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi,” kata Menpar. 

Sedangkan sepuluh KEK pariwisata yakni Morotai, Kura-Kura, Sanur, Singhasari, Tanjung Lesung, Lido, Tanjung Kelayang, Nongsa, Likupang dan Mandalika.

“Semua inisiatif ini merupakan cerminan negara yang tidak hanya terbuka untuk bisnis, tetapi juga siap bermitra dengan investor untuk membangun masa depan yang sejahtera,” kata Menpar. 

Indonesia pun telah membuat langkah luar biasa dalam menciptakan iklim investasi kelas dunia. Indonesia memperoleh peringkat kredit BBB+, sehingga ini mencerminkan kepercayaan dunia terhadap kondisi makroekonomi yang stabil dan stabilitas sistem keuangan yang terjaga.

Pemerintah juga telah mendukung investasi melalui berbagai kebijakan dan peraturan, salah satunya Pendekatan Berbasis Risiko dan sistem Pengajuan Tunggal Daring (OSS). 

Lebih lanjut, dalam pertemuannya dengan Etihad Airways Menpar Widiyanti juga membahas potensi kerja sama sektor pariwisata terutama dalam kegiatan promosi seperti penyelenggaraan perjalanan bagi agen perjalanan/operator tur ke Indonesia.

Misalnya dengan mengundang Key Opinion Leaders (KOL) atau operator tur ternama ke Indonesia, di mana Etihad akan menanggung tiket internasional dan Kementerian pariwisata dapat mendukung akomodasi, transportasi, makanan saat di Indonesia. 

“Ke depan, saya juga berharap agar Etihad Airways dan Kementerian Pariwisata dapat menjalin Nota Kesepahaman Bersama (MoU) untuk memperkuat kerja sama dalam mempromosikan pariwisata Indonesia,” kata Menpar Widiyanti. 

Pada kunjungan kerja di Abu Dhabi, UEA, Menpar Widiyanti juga meninjau Rempah Indonesian Restaurant yang merupakan restoran yang menyajikan makanan khas Indonesia.

Turut mendampingi Menpar Widiyanti, Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf Rizki Handayani Mustafa.  (***)

*Biro Komunikasi Kemenparekraf/Baparekraf RI

Continue Reading

Berita

Kemenag Berangkatkan 20 Santri International Fellowship ke Inggris

Published

on

Santri peserta international fellowship ke Inggris (Foto : Istimewa, @kemenag.go.id)

Jakarta, goindonesia.co – Kementerian Agama hari ini, Sabtu (23/11/2024) melepas keberangkatan 20 Awardee Non Degree Santri International Fellowship di salah satu hotel sekitar Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno Hatta Jakarta. Mereka akan memperkuat interfaith (hubungan antar umat beragama) ke Coventry University, Inggris.

Keberangkatan 20 Awardee ini dilepas Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren), Basnang Said. Hadir, Ketua PMO DAP Mahrus El Mawa, tim DAP dan 20 Santri dari berbagai penjuru nusantara yang terpilih untuk mengikuti program ini.

Sebanyak 20 santri ini berasal dari Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. Mereka dipilih melalui proses seleksi administrasi dan wawancara, termasuk tes kemampuan membaca kitab kuning, bahasa Inggris hingga pemahaman tentang moderasi beragama.

Santri International Fellowship (SIF) ini akan dilaksanakan selama tiga pekan yang bertempat di dua kota yaitu Coventry dan London, dari 24 November hingga 15 Desember 2024. Prof. Mike Hardy (Coventry University) dan Prof. Phil Champain (Director of Faith and Belief Forum) Inggris menegaskan bahwa berbagai kegiatan ini dimulai dari kegiatan kelas, visit, presentasi hingga kajian dengan tiga pertanyaan utama yaitu what is interfaith?, who does it? dan Why is it needed?

“Program ini merupakan kolaborasi antara Kementerian Agama dengan LPDP Kementerian Keuangan RI dari Dana Abadi Pesantren, sesuai amanat UU Pesantren No. 18 tahun 2019,” terang Basnang Said di Jakarta.

Menurut Basnang Said, 20 santri ini merupakan ‘ambassador’ setiap masing-masing pesantren dan Indonesia. Sehingga, mereka harus mengingat tujuan awal belajar, memperkuat pemahaman dan mampu menebarkan secara kolektif ilmu yang didapatkan di Inggris.

“Kami harap mereka dapat menginspirasi semua santri di masing-masing pesantren untuk terus kompetitif dan memiliki daya juang yang tinggi,” pesannya.

Basnang mengimbau emua santri untuk senantiasa menjaga diri, mengharumkan almamater dan menjaga nama baik bangsa mengingat di Inggris sana menjadi perwakilan resmi santri Indonesia. “Jadilah santri yang mampu mengembangkan softskill guna berkontribusi dalam kemajuan peradaban bangsa,” harapnya.

Koordinator PMO, Mahrus, menambahkan bahwa Santri International Fellowship ini merupakan program bergengsi. Santri tidak hanya mahir dalam pembelajaran agama tetapi juga mampu bersaing secara global dengan menimba ilmu di luar negeri untuk sharing terkait nilai-nilai kebangsaan dan civic value pesantren.

Ketua Awardee SIF 2024 yang berasal dari Pesantren Al-Ittihad Poncokusumo Malang, Ida Fitri Anggarini menyampaikan bahwa kegiatan ini sebagai ajang aktualisasi santri utamanya menjadi duta moderasi. Sehingga, mereka dapat menebarkan nilai-nilai pancasila dan moderasi beragama seperti yang sering digaungkan ‘unity in diversity’. (***)

*Kementerian Agama RI, Biro HDI Kemenag

Continue Reading

Berita

Menaker Buka Temu Mitra Wirausaha, Dorong Generasi Muda Bangga Jadi Petani

Published

on

Acara Temu Mitra Wirausaha bertajuk “Kolaborasi Memperkuat Pembangunan SDM Sektor Pertanian untuk Mewujudkan Ekosistem Wirausaha yang Tangguh” di Bandung Barat, Jawa Barat (Foto : @kemnaker.go.id)

Bandung Barat, goindonesia.co – Menteri Ketenagakerjaan Yassierli secara resmi membuka acara Temu Mitra Wirausaha bertajuk “Kolaborasi Memperkuat Pembangunan SDM Sektor Pertanian untuk Mewujudkan Ekosistem Wirausaha yang Tangguh” di Bandung Barat, Jawa Barat, Sabtu (23/11/2024). 

Dalam sambutannya, Menaker Yassierli menegaskan bahwa kolaborasi lintas sektor menjadi kunci utama untuk mengatasi tantangan ketenagakerjaan, terutama dalam mengurangi angka pengangguran. 

“Persoalan lapangan kerja ini adalah masalah kita bersama, bukan hanya pemerintah pusat, tetapi juga pemerintah daerah dan industri,” ujar Yassierli. 

Yassierli juga mengapresiasi inisiatif gerakan “Bangga Menjadi Petani” yang disampaikan oleh Penjabat (Pj) Bupati Bandung Barat dalam pidato selamat datang. Menurut Yassierli, gerakan ini relevan untuk mengubah stigma tentang profesi petani sekaligus mendorong generasi muda agar lebih tertarik pada sektor pertanian. 

Dalam kesempatan tersebut, Yassierli menegaskan bahwa komitmen ini sejalan dengan program Presiden Prabowo Subianto yang  mencanangkan bahwa Indonesia harus segera swasembada pangan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya dan meminta seluruh kementerian dan lembaga untuk memperkuat sektor tersebut. 

“Petani itu mulia. Masa depan petani tidak suram jika dilakukan dengan produktivitas tinggi dan inovasi, seperti memanfaatkan teknologi Internet of Things (IoT) untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pertanian,” tambah Yassierli. 

Sebagai bentuk dukungan, Yassierli memastikan UPTP Kemnaker Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Bandung Barat siap memberikan sertifikasi bagi lulusan SMK Pertanian di Bandung Barat dan mendukung kebutuhan pelatihan lainnya. 

“BPVP hadir untuk meningkatkan keterampilan, memberikan sertifikasi, dan mempertemukan mitra wirausaha demi membangun ekosistem pertanian yang lebih maju,” tegasnya. 

*Bangga Menjadi Petani, Sebuah Gerakan Masa Depan* 

Dalam mendorong gerakan ini, Yassierli berbagi pengalaman dan pandangannya terkait masa depan profesi petani. Ia menuturkan pengalamannya saat tinggal di Amerika Serikat, di mana sektor pertanian berkembang berkat dukungan teknologi modern. Menurutnya, kondisi tersebut menjadi tantangan sekaligus peluang bagi pertanian Indonesia untuk terus meningkatkan kualitas dan produktivitas. 

Yassierli juga menekankan bahwa profesi petani adalah jalan mulia yang tidak hanya memberikan manfaat bagi diri sendiri, tetapi juga menjadi ladang amal karena hasilnya merupakan kebutuhan primer yang bermanfaat bagi masyarakat luas.  “Jadi gerakan bangga menjadi petani itu menurut saya sudah sangat tepat sekali,” ucapnya. (***)

*Biro Humas Kemnaker

Continue Reading

Trending