Connect with us

Berita

Berkunjung ke Tukad Bindu, Kepala BNPB Dukung Peran Pegiat Lingkungan Hidup

Published

on

Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto (Menggunakan udeng merah muda) bersama jajaran mengunjungi kawasan Tukad Bindu, Kota Denpasar, Bali. Kunjungan tersebut dilakukan untuk menyerap inspirasi dan aspirasi dari pegiat lingkungan hidup sekaligus mendukung gerakan nyata pengelolaan bantaran sungai secara berkelanjutan. (Bidang Komunikasi Kebencanaan/Danung Arifin, @bnpb.go.id)

Denpasar, goindonesia.co – Matahari mulai condong ke arah barat ketika Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto S.Sos., M.M., menuruni anak tangga menyusuri bantaran Tukad Bindu, Kota Denpasar, Bali, Jumat (21/6). Gemercik riak aliran air yang bersatu padu dengan nyanyian tekukur, burung madu sriganti hingga cinenen jawa seolah mengiringi langkah kaki Kepala BNPB menuju pelataran eco-park yang didesain ramah lingkungan.

Rindangnya pepohonan ditambah alunan orkestra alam itu menambah eksotisme kawasan wisata bantaran sungai yang memang menjadi salah satu lokasi kunjungan kerja Kepala BNPB di Pulau Dewata. Tujuannya tentu bukan untuk rekreasi, namun melihat dan mempelajari tentang konsep yang dilestarikan komunitas masyarakat peduli sungai dalam menata, menjaga dan mengelola Daerah Aliran Sungai (DAS), yang dulunya kritis dan kini berubah menjadi area wisata baru yang bersih, nyaman dan tentunya mampu mendukung perekonomian masyarakat setempat.

Pada kunjungan itu, Kepala BNPB bertemu dan duduk bersama dengan komunitas bernama “Giat Lestarikan Alam Selamatkan Lingkungan Hidup” atau yang lebih dikenal dengan “Gila Selingkuh”. Pertemuan antara Kepala BNPB dengan komunitas yang terbentuk sejak 2013 silam itu memang sudah lama direncakan sejak tahun lalu.

Pada tahun 2023, Kepala BNPB bertemu dengan pelopor Tukad Bindu dan komunitas “Gila Selingkuh” bernama I Gusti Rai Ari Temaja atau yang akrab disapa Gung Nik pada event Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) di Lamongan Jawa Timur. Setelah mendengar cerita tentang Tukad Bindu, terbersit niat Suharyanto untuk berkunjung dan melihat langsung hasil jerih payah yang telah dilakukan oleh komunitas pecinta lingkungan tersebut.

“Saya masih ingat betul pertama kali mendengar Tukad Bindu ketika ada giat Hari Kesiapsiagaan Bencana di Lamongan tahun 2023. Dari situ saya ingin melihat langsung,” ungkap Suharyanto.

Di sisi lain, ihwal keinginan Kepala BNPB hadir di Tukad Bindu juga karena terdorong oleh arahan Presiden Joko Widodo yang selalu disampaikan pada event Rakornas PB BNPB bahwa dalam penanggulangan bencana agar selalu mengutamakan upaya pencegahan, mitigasi hingga kesiapsiagaan demi mengurangi risiko bencana. Menurut presiden, jika upaya pencegahan dapat dilakukan maka dampak bencana dapat diminimalisir sehingga dipastikan juga mampu menyelamatkan banyak orang.

Di samping itu, Kepala BNPB memahami bahwa anggaran untuk pencegahan ini tidak sebanding dengan luas wilayah Indonesia yang memiliki ragam potensi bencananya. Atas dasar itu, maka harus dipikirkan strategi terbaik tentang bagaimana agar upaya pencegahan dapat dilakukan secara efektif dan seefisien mungkin.

“Berulang kali bapak Presiden Joko Widodo setiap rakornas PB BNPB yang ditekankan itu mitigasi dan pencegahan. Tetapi kemampuan anggaran mitigasi bencana ini tidak sebanding dengan jumlah bencananya,” kata Suharyanto.

Dengan melihat, mendengar dan merasakan nuansa Tukad Bindu secara langsung dan kisah kegigihan para pegiat lingkungan, Kepala BNPB lantas tergerak untuk memaksimalkan potensi komunitas sebagai solusi jitu yang harus dilakukan di tengah benturan keterbatasan anggaran. Menurut Suharyanto, segala upaya yang dilakukan oleh komunitas “Gila Selingkuh” itu terbukti lebih nyata, efektif dan efisien.

“Kalau urusan tanggap darurat sejak BNPB ada sampai sekarang selalu dapat menuntaskannya. Tapi pencegahan ini yang perlu ditingkatkan. Setelah melihat Tukad Bindu saya langsung punya ide dan keputusan kedepan yang dihadapkan dengan anggaran yang tidak banyak nanti sebaiknya anggaran bidang pencegahan itu untuk mendukung dan membina komunitas seperti ini. Itu lebih nyata,” kata Suharyanto.

Air Sumber Kehidupan

Suharyanto sepakat bahwa air merupakan sumber daya alam yang utama untuk mendukung kehidupan dan penghidupan masyarakat. Oleh sebab itu, Suharyanto berharap agar seluruh masyarakat dapat menjaga dan mengelola air sebijak mungkin untuk kehidupan yang lebih baik.

“Memang Dunia ke depan ini sumber daya alam yang paling berharga ini adalah air. Tidak bisa tidak,” kata Suharyanto.

“Indonesia ini sumber airya melimpah. Tinggal bagaimana masyarakat ini mengelolanya,” imbuhnya.

Di sisi lain, Kepala BNPB juga mengingatkan jika manusia gagal mengelola air, maka cepat atau lambat dampaknya akan dirasakan oleh manusia itu sendiri. Bukti nyata itu pun menurut Suharyanto sudah banyak dirasakan dan dihadapinya selama menjabat sebagai Kepala BNPB.

Ketika kemarau panjang banyak wilayah yang mengalami krisis air bersih, sebaliknya saat musim penghujan tidak sedikit masyarakat yang terdampak bencana seperti banjir dan banjir bandang karena pengelolaan lingkungan tidak dilakukan dengan baik.

“Kemarin kita juga dari Sumatera Barat bersama dirjen sumber daya air beliau kebingungan dengan jatuhnya air yang luar biasa dari Gunungapi Marapi mengakibatkan banjir bandang dan 72 orang meninggal dunia serta banyak rumah yang hanyut. Ini menjadi catatan penting bagi kita semua,” ungkap Suharyanto.

Persoalan tata kelola air dan sungai menurut Suharyanto memang tidak mudah. Sebagai seorang prajurit TNI, Suharyanto merasakan sendiri bagaimana pengelolaan sungai itu adalah urusan besar dan tidak dapat dilakukan seorang diri. Suharyanto kemudian mengisahkan saat menjabat Komandan Korem  051/Wijayakarta di Cikarang.

Pada saat itu, Suharyanto ikut turun sendiri memungut sampah di Sungai Ciliwung bersama anggotanya. Namun hal itu belum selesai dan masih berjalan hingga sekarang. Oleh sebab itu, warga Denpasar dan Bali secara umumnya patut bersyukur karena hampir semua Sungai Pulau Dewata itu dapat dikelola dengan baik.

“Ketika itu program Ciliwung. Setiap hari Sabtu saya sendiri itu mengambil sampah bersama anggota lainnya dari sungai dengan tangan kosong. Setiap sabtu selama satu setengah tahun. Itupun tidak selesai dan masih berjalan sampai saat ini,” kenang Suharyanto.

“Maka bersyukur sungai di seluruh Provinsi Bali ini rata-rata sudah bersih,” imbuhnya.

Tukad Bindu Adalah Bukti Nyata

Di hadapan anggota komunitas “Gila Selingkuh”, Kepala BNPB menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya atas upaya yang kini menjadi bukti nyata bahwa pengelolaan sungai sebagai salah satu urat nadi kehidupan dapat dilakukan secara maksimal. Bagi Suharyanto, apa yang dapat dilihat di Tukad Bindu ini akan menjadi atensi BNPB sekaligus menjadi pilot project bagi lokasi lain di Tanah Air.

“Tentu saja ini akan menjadi core-bussiness kami di BNPB terkait dengan menjaga lingkungan sungai yang sangat penting. Saya mewakili BNPB menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya atas apapun yang sudah dilakukan dengan komunitas ini,” ungkap Suharyanto.

“Tentu saja pertemuan seperti ini tidak akan berhenti di sini saja. Saya minta Direktorat Kesiapsiagaan dari Kedeputian Pencegahan BNPB agar ini dijadikan sebagai pilot project di lokasi lainnya,” tambahnya.

Sekilas Tentang Tukad Bindu

Dalam bahasa Bali, kata “tukad” berarti sungai. Secara morfologi, Tukad Bindu adalah anak sungai Ayung yang menjadi sungai terpanjang di Pulau Bali dan berhulu di Danau Bratan, Kintamani.

Dahulunya, Tukad Bindu menjadi salah satu sungai irigasi yang dibangun dan dikelola oleh Belanda pada tahun 1924. Hal itu dibuktikan dengan adanya senderan sungai dan Dam Bindu yang masih beroperasi hingga sekarang.

Seiring waktu berjalan, Tukad Bindu menjadi tempat sampah raksasa masyarakat yang mulai bermukim di sepanjang bantaran. Air yang mengalir tercemar dengan berbagai ragam sampah rumah tangga, bangkai binatang hingga limbah pembuangan air dari permukiman yang kian menjamur di wilayah itu.

Tidak hanya sampah dan limbah saja, Tukad Bindu juga dipenuhi oleh semak-semak yang lebat dan jauh dari kata indah. Kondisi itu turut diperparah dengan mitos yang beredar bahwa sungai adalah tempat makhluk halus, sehingga masyarakat enggan peduli dengan sungai itu sendiri.

Pada tahun 2010, I Gusti Rai Ari Temaja atau Gung Nik, mengajak para pemuda peduli lingkungan untuk bergerak membersihkan Tukad Bindu secara swadaya. Meski pro konta sempat dihadapainya, namun hal itu tidak menciutkan niat baktinya kepada alam semesta.

Kemudian pada tahun 2013, komunitas “Gila Selingkuh” terbentuk dan menghimpun kekuatan yang lebih besar lagi dalam pengelolaan lingkungan hidup. Tidak hanya fokus pada sungai saja, komunitas yang kini telah menjadi sebuah yayasan itu juga fokus ke penanganan lingkungan yang lebih besar lagi.

Hingga saat ini, Tukad Bindu terus berbenah menjadi eco-tourism yang semakin lebih baik. Sungai sepanjang kurang lebih 1,8 kilometer yang dulunya kritis kini memiliki fasilitas umum seperti jogging track, camping ground, outbond, tempat gym dan olahraga, ruang meditasi, balai dan panggung budaya, gazebo, kuliner, spot foto, wahana air, pemancingan dan semua itu gratis bagi setiap warga yang ingin berkunjung.

Keberhasilan pengelolaan Tukad Bindu juga memantik perhatian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan organisasi besar dunia lainnya. Pada tahun 2018, Presiden World Bank menyempatkan diri mengunjungi Tukad Bindu. Pada tahun yang sama, sebanyak 68 delegasi negara IMF juga diajak untuk melihat dan merasakan nuansa Tukad Bindu.

Hubungan antara Tukad Bindu, komunitas “Gila Selingkuh” dan keluarga besar BNPB sendiri sebenarnya sudah terjalin sejak 2019. Saat itu, Kepala BNPB (2008-2015)  Prof. Syamsul Ma’arif datang ke Tukad Bindu. Kepala BNPB yang pertama itu pun menciptakan lagu berjudul “Tukad Bindu” setelah terinspirasi dan hasil dari buah kecintaannya terhadap pesona Tukad Bindu.

Kemudian setelahnya Lilik Kurniawan yang saat itu menjabat sebagai Deputi Bidang Pencegahan BNPB juga hadir disana disusul Direktur Kesiapsiagaan BNPB Pangarso Suryotomo bersama staf yang lainnya.

Melanjutkan hubungan baik itu, Letjen TNI Suharyanto yang saat ini menjabat Kepala BNPB pun telah hadir di Tukad Bindu untuk belajar dan memberikan dukungan moril maupun materil untuk keberlangsungan dan keberlanjutan Tukad Bindu sebagai contoh keseimbangan antara alam, manusia dan Sang Penciptanya. (***)

*Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB

Continue Reading
Advertisement Berita Vaksin Penting

Berita

Yuk Ikut “Apresiaksi” Remaja Masjid Indonesia, Ini Cara Daftarnya!

Published

on

Infografis ajang “Apresiaksi” Remaja Masjid Indonesia (Foto : @kemenag.go.id)

Jakarta, goindonesia.co – Kementerian Agama mengundang para remaja masjid di seluruh Indonesia untuk berpartisipasi dalam ajang “Apresiaksi” Remaja Masjid Indonesia (ARMI). Even ini akan digelar di Jakarta, 7-9 November 2024.

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah, Kemenag, Ahmad Zayadi menyebut, ajang ini bertujuan meningkatkan peran aktif remaja dalam kegiatan masjid, mempererat ukhuwah Islamiyah, serta menumbuhkan semangat kebersamaan dalam membangun bangsa melalui kegiatan keagamaan.

“Inisiatif ini merupakan salah satu bentuk penghargaan, ruang temu nasional, silaturahmi, saling berbagi, saling belajar dan menginspirasi satu sama lain antaraktivis remaja masjid. Nanti akan kami pilih sebanyak 32 remaja masjid dari seluruh Indonesia. Mereka akan diundang untuk presentasi di panggung ARMI,” ujar Zayadi di Jakarta, Rabu (30/10/2024).

Zayadi menambahkan, kegiatan ini juga dirancang untuk melatih keterampilan kepemimpinan, pengelolaan kegiatan keagamaan, serta kemampuan komunikasi dan kreativitas bagi generasi muda di lingkungan masjid. “Kami berharap ARMI dapat menjadi wadah pembinaan bagi remaja masjid agar lebih aktif, kreatif, dan produktif dalam berkontribusi di masyarakat,” ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Subdit Kemasjidan, Akmal Salim Ruhana menjelaskan, ARMI merupakan kesempatan bagi aktivis remaja masjid untuk mempresentasikan program unggulannya, saling belajar, menginspirasi, dan berkolaborasi.

“Jangan lewatkan kesempatan ini, ayo segera daftar, masih ada waktu hingga tanggal 1 November 2024,” ungkap Akmal.

Berikut persyaratan dan tata cara pendaftarannya:

Ketentuan

1. Kelompok remaja/pemuda (15-24 tahun) suatu masjid di seluruh wilayah Indonesia, bisa mendaftar pada link: bit.ly/ARMI2024, hingga 1 November 2024 pukul 23.59 WIB

2. Lalu posting konten program/kegiatan unggulan remaja masjidnya di Instagram, tag akun @urusanislam dan @serambi.masjid, serta tulis hashtag: #ARMI2024

3. Jika terpilih, akan diundang sebagai peserta ARMI di Jakarta pada 7-9 November 2024, mempresentasikan profil dan kegiatan-unggulan untuk menginspirasi remaja lainnya.

Nilai Tambah

1. Ilmu/wawasan tentang profil remaja masjid di nusantara

2. Koneksi dan jaringan aktivis remaja masjid se-Indonesia

3. Free transportasi, akomodasi, konsumsi, dan uang harian

4. Suvenir menarik dan piagam penghargaan​​​​​​​

Tahapan

1. Masa pendaftaran 25 Oktober – 1 November 2024 (hingga pukul 23.59 WIB)

2. Pengumuman peserta terpilih dan technical meeting presentasi (4 November 2024)

3. Penyelenggaraan acara ARMI 2024 di Jakarta, 7-9 November 2024.

3. Proses-gradual replikasi remaja masjid keren di seluruh Indonesia (9 November 2024). (***)

*Kementerian Agama RI, Biro HDI Kemenag

Continue Reading

Berita

MUI Apresiasi Presiden Prabowo yang Minta Menteri dan Pejabat Pakai Maung Pindad

Published

on

Majelis Ulama Indonesia (Foto : @mui.or.id)

Jakarta, goindonesia.co -Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengapresiasi Presiden RI Prabowo Subianto yang meminta para menteri dan pejabat untuk menggunakan mobil Maung Pindad. Mobil ini merupakan hasil karya anak bangsa yang diproduksi oleh PT Pindad. 

“Ini patut dan sangat membanggakan karena Presiden Prabowo membuktikan kebijakan yang pro terhadap produk dalam negeri,” kata Wasekjen MUI KH Arif Fahruddin kepada MUIDigital, Kamis (31/10/2024). 

Kiai Arif menyampaikan, kebijakan untuk memprioritaskan penggunaan produksi dalam negeri ini, menjadi salah satu kedaulatan Indonesia di sektor industri kendaraan dan sudah mencapai progres yang menggembirakan.

Kiai Arif mendorong agar kebijakan pemerintah ini bisa diikuti oleh seluruh pejabat di semua tingkatan birokrasi, baik di pusat maupun daerah. Menurutnya, kebijakan ini serupa dengan hasil Ijtima Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia VIII di Bangka Belitung beberapa waktu lalu. 

Kiai Arif menambahkan, salah satu hasil dari Ijtima Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia VIII terkait dengan penggunaan produk dalam negeri sebagai bentuk kedaulatan bangsa dan negara di sektor ekonomi, khususnya di industri transportasi. 

Kiai Arif berharap, kebijakan ini bisa merambah dan merembet ke sektor lainnya, seperti pangan, sandang, hingga teknologi informasi. 

“Kami atas nama Dewan Pimpinan MUI sangat mengapresiasi dan meminta dan mengimbau kepada MUI daerah untuk memberikan semangat agar keberpihakan terhadap produk dalam negeri bisa merambah seluruh aspek dan elemen yang menyangkut hajat hidup orang banyak yang ada di Indonesia,” tutupnya. (***)

*MUI – Majelis Ulama Indonesia

Continue Reading

Berita

Panglima TNI Tutup Latihan Penyusunan Renkon TNI OMP Geladi Yudha Dharma

Published

on

Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto (Foto :@tni.mil.id)

Jakarta, goindonesia.co – Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto secara resmi menutup Latihan Penyusunan Rencana Kontijensi (Renkon) TNI Operasi Militer Perang (OMP) Geladi Yudha Dharma bagi Perwira Siswa (Pasis) Pendidikan Reguler Angkatan LII Sekolah Staf dan Komando (Sesko) TNI Tahun Anggaran 2024, bertempat di Aula Gatot Subroto Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (31/10/2024).

Dalam sambutannya, Panglima TNI mengapresiasi semangat dan dedikasi para Perwira Siswa yang telah mengikuti latihan dengan baik, karena latihan ini merupakan salah satu upaya strategis untuk membekali para Perwira dengan kemampuan dan pemahaman yang mendalam mengenai Operasi Militer Perang (OMP). “Latihan ini penting bagi para Perwira kita untuk menghadapi segala kemungkinan di medan perang. Kemampuan penyusunan rencana kontijensi dan strategi operasi yang tepat akan sangat menentukan keberhasilan operasi militer di lapangan,” ujarnya.

Panglima TNI juga menegaskan bahwa, dihadapkan pada lingkungan strategis dibutuhkan Satuan Siber yang diawaki oleh sumber daya manusia yang baik dan diawali dari rekrutmennya harus sudah mempunyai kemampuan siber. “Dia harus punya kemampuan siber, baru kita rekrut dan dilatih khusus. Tidak sama dengan calon prajurit lainnya dan kurikulum yang juga beda,” tegasnya.

Turut hadir pada kegiatan tersebut diantaranya Kasum TNI Letjen TNI Richard T.H. Tampubolon, S.H., M.H., Dansesko TNI Marsekal Madya TNI Arif Widianto, S.A.B., M.Tr.Han., CHRMP., Kabais TNI Letjen TNI Yudi Abrimantyo, S.I.P., M.Sc., Dankodiklat TNI Letjen TNI Mohammad Fadjar, MPICT dan para Asisten Panglima TNI. (***)

*PUSPEN Markas Besar Tentara Nasional Indonesia

Continue Reading

Trending