Bank Banten (Photo : Istimewa)
Jakarta, goindonesia.co – Direktur Utama Bank Banten, Agus Syabarrudin, menyampaikan akselerasi digital yang sudah dilakukan Bank Banten menuju tahun 2022. Startegi ini menyesuaikan dengan pandemi Covid-19 yang saat ini melanda dunia dan Indonesia.
Agus Syabarrudin menyampaikan hal itu saat menjadi pembicara dalam acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) ke-II yang berlangsung di Hotel Jayakarta, Jakarta, pada 7-8 Desember 2021.
Tujuan utama dari Bank Banten adalah untuk membangkitkan ekonomi kerakyatan pasca pandemi Covid-19. Untuk mewujudkan hal itu, Bank Banten telah memiliki empat langkah strategis.
Pertama, Penguatan layanan dan infrastruktur teknologi dan mengembangkan big data dan business intelligence untuk mengakselerasi pertumbuhan bisnis dan peningkatan pelayanan di masa pandemi Covid-19.
Kemudian, mengembangkan layanan digital seperti sistem pembayaran online atau cashless, serta inovasi keuangan digital lainnya sebagai pendukung utama pertumbuhan bisnis ke depan.
“Kemudian, menjadi mitra strategis Pemerintah Provinsi Banten dan berkolaborasi dengan financial technology (Fintech) dalam memajukan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) secara berkelanjutan,” ujarnya.
“Terakhir, mendukung komunitas masyarakat seperti Pejuang Veteran, Guru, Pelaku Pariwisata dan lain-lain melalui program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility,” tegas dia.
Peran Bank Banten dalam Ekosistem Keuangan Daerah
Untuk mengembangkan beragam kanal berbayar, Bank Banten menggandeng beberapa e-commerce seperti Gojek, Link Aja, Samsat Ceria, Fast Pay, Bukalapak, Tokopedia, dan Banten Pay.
Hal itu bertujuan untuk mengembangkan elektronifikasi transaksi pemerintah daerah. Bank Banten memiliki beragam jasa untuk membantu program daerah seperti Penyaluran Jamsosratu, Pembayaran Pajak secara Online, Samsat Ceria, Penyaluran Dana BOS.
“Kami juga mengembangkan Aplikasi Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD)
terkait pengelolaan keuangan Pemerintah Daerah,” tutur Agus.
Hal itu sejalan dengan fungsi bank daerah sebagai sebagai pengelola keuangan dari proyek/pekerjaan yang dilakukan. Jika dana daerah belum tersedia, Bank Daerah juga dapat bertindak sebagai financiers bagi project owner.
“Kami menyiapkan fondasi menuju digitalisasi bersama AWS. Kami juga mengembangkan platform digital untuk memudahkan nasabah dan layanan,” ujarnya.
“Bank Banten menyiapkan infrastruktur layanan jasa keuangan hingga ke garis terdepan yakni masyarakat baduy,” sambung dia.
Menurut Agus, ada banyak keuntungan dalam ekosistem keuangan daerah. Bagi Lembaga keuangan, dapat memperbesar potensi bisnis dan memperluas pasar. Kemudian, ada peluang meningkatkan pendapatan yang mendorong penerimaan daerah.
“Keuntungan untuk Pemerintah Daerah adalah mendukung panatakeloalaan keuangan yang lebih baik dan trasparan. Memperbesar kebermanfaatan keuangan daerah bagi daerah,” ungkapnya.
“Lalu, pemantauan dan monitoring keuangan daerah yang lebih teratur dan tertata. Serta, memperbesar penerimaan pendapatan daerah,” dia mengakhiri. (***)