Connect with us

Kabupaten

Pj. Lihadnyana Dorong Kesadaran Masyarakat akan Pentingnya Tata Kelola Air Untuk Masa Depan

Published

on

Pj. Bupati Buleleng, Ketut Lihadnyana dalam acara Dialog Interaktif RRI Singaraja (Foto : @bulelengkab.go.id)

Buleleng, goindonesia.co – Dalam momentum penting pada kegiatan World Water Forum yang akan digelar mulai tanggal 18 hingga 25 Mei 2024, Pulau Bali telah dipilih sebagai tuan rumah yang akan dihadiri oleh sejumlah negara. Sebagai salah satu destinasi wisata budaya yang kaya dengan konsep Tri Hita Karana dan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali, menegaskan kembali peran air sebagai sumber kehidupan yang krusial.

Dalam program World Water Forum yang menekankan pentingnya air untuk kesejahteraan, Penjabat (Pj) Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana, bersama dengan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kabupaten Buleleng, I Putu Adiptha Eka Putra, mengajak semua pihak untuk bijak dalam memperlakukan sumber daya alam ini karena segala aspek kehidupan sangat bergantung pada air.

“Air adalah sumber kehidupan yang tak ternilai harganya. Kita harus melakukan tata kelola air dengan bijak, mengingat perannya yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia dan ekosistem,” ungkap Lihadnyana dalam acara Dialog Interaktif RRI Singaraja pada Jumat (17/5).

Dalam sebuah dialog interaktif di salah satu radio di Singaraja, Lihadnyana mengatakan bahwa Buleleng akan dihadapkan pada tantangan besar terkait tata kelola air di masa depan. Untuk itu, World Water Forum ini akan menjadi momentum dalam mengelola air secara bijak dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga air sebagai sumber kehidupan. “Air, jika tidak dikelola dengan bijak, dapat menjadi bencana. Namun, jika dikelola dengan arif, akan menjadi sumber kehidupan yang tak ternilai,” ujarnya.

Pemerintah daerah memiliki tanggung jawab besar dalam memastikan ketersediaan air yang memadai untuk kebutuhan masyarakatnya. Meskipun dihadapkan dengan lahan kritis, Buleleng juga memiliki potensi besar dalam kawasan hutan yang dapat berperan penting dalam penyimpanan air.

Menghadapi tantangan ketersediaan air di musim kemarau, Kabupaten Buleleng telah mengambil berbagai langkah strategis, termasuk upaya menampung air hujan, untuk menjaga pasokan air bagi masyarakatnya. Dalam langkah proaktif ini, Buleleng telah berhasil membangun dan mengoperasikan tiga bendungan yang tersebar di berbagai wilayah.

Bendungan menjadi salah satu solusi utama dalam menjaga ketersediaan air di daerah yang rawan kekeringan. Melalui pengelolaan yang efisien, bendungan-bendungan ini dapat menjadi sumber air yang berkelanjutan.

“Kami berusaha mengelola air sesuai dengan kebutuhan dan topografi daerah. Namun, banyak kendala dan tantangan yang dihadapi, terutama di daerah pemukiman, baik dalam hal pemanfaatan maupun pencegahan air agar tidak menjadi bencana,” ujar Lihadnyana.

Lihadnyana juga berharap World Water Forum yang akan berlangsung dapat menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap warisan leluhur dalam menjaga kelestarian sumber air. Menurutnya, upaya tersebut tidak hanya berfokus pada pelestarian sumber air, tetapi juga pada penyadaran pentingnya air bagi kehidupan generasi mendatang.

Sektor pertanian dan industri di Buleleng diharapkan dapat bersinergi dalam mengelola sumber daya air secara efisien. Ancaman terbesar, yaitu ketidakcukupan air bagi produksi pangan, telah menjadi perhatian serius bagi pemerintah daerah.

Dalam upaya menjaga ketersediaan air, pemerintah daerah menekankan pentingnya tata kelola yang bijak. “Kami harus serius menangani masalah pengairan ini. Tidak ada lagi air yang boleh terbuang percuma, sementara ada masyarakat yang kekurangan air,” imbuhnya.

Dengan pengelolaan yang tepat, Buleleng yakin dapat memenuhi kebutuhan air tidak hanya untuk pertanian, tetapi juga untuk seluruh masyarakatnya. Dengan demikian, menjaga ketersediaan air bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja melainkan keterlibatan bersama. “Mari sambut dan ikuti ajang internasional yang akan membahas isu-isu strategis di sektor sumber daya air,” pungkasnya (***)

*Pemerintah Kabupaten Buleleng

Continue Reading
Advertisement Berita Vaksin Penting

Kabupaten

Punya Potensi Ekonomi Kreatif yang Lengkap, Kemenparekraf Gelar Santri Digitalpreneur di Ponpes Banyuwangi

Published

on

Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno hadir langsung dalam acara program Santri Digitalpreneur Indonesia 2024, di Ponpes Mabadiul Ihsan, Kecamatan Tegalsari, Kabupaten Banyuwangi (Foto : @banyuwangikab.go.id)

Banyuwangi. goindonesia.co – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menggelar program Santri Digitalpreneur Indonesia 2024, di Ponpes Mabadiul Ihsan, Kecamatan Tegalsari, Kabupaten Banyuwangi, Jumat (20/9/2024). Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno hadir langsung dalam acara tersebut.

Banyuwangi menjadi tersebut menjadi tempat terakhir rangkaian program pelatihan dan peningkatan kapasitas santri di Indonesia itu. Sandiaga mengatakan, Banyuwangi sengaja dipilih program yang telah berjalan empat tahun tersebut karena memiliki potensi ekonomi yang lengkap.

“Kami tutup program Santri Digitalpreneur tahun ini, sengaja kami pilih di Banyuwangi karena memiliki potensi ekonomi kreatif yang lengkap,” kata Sandi. Hadir pula dalam kesempatan tersebut Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Abdullah Azwar Anas.

Menurut Sandi, ekonomi kreatif  di kota ujung timur Pulau Jawa itu terdapat di banyak sektor mulai kuliner, fashion, pertanian, kerajinan, dan lainnya. Ini kian lengkap dengan  ditunjang oleh pariwisata Banyuwangi  yang berkembang pesat, sehingga menjadi daya tarik tersendiri.

“Banyuwangi ini lengkap. Saya tadi baru dapat berita, teman-teman lama saya di San Fransisco pada mau ke Banyuwangi karena surfing-nya. Jadi, daya tarik Banyuwangi sudah mulai didengar karena kekuatan beragam,” lanjutnya.

Sandi memaparkan, ekonomi kreatif Indonesia saat ini telah menduduki peringkat ketiga dunia. Kekuatan utamanya adalah sektor kuliner, fashion, dan kriya. Sementara sektor lain yang tengah berkembang cukup pesat adalah film dan musik.

“Jadi Tinggl ditingkatkan lagi kualitasnya. Dan garda terdepannya adalah para santri ini,” tutur Sandi.

Dalam program Santri Digitalpreneur Indonesia, Kemenparekraf memberi pelatihan dan pendampingan kepada para santri untuk berkembang dari sisi industri kreatif dan digital.

“Dengan program seperti ini, kami ingin menyentuh dengan penguatan-penguatan agar santri siap dan memiliki kemampuan digitalpreneur usai menyelesaikan  pendidikan,” kata dia.

Kemenparekraf mentargetkan, sekitar 25 persen dari 5 juta santri di Indonesia akan menerima manfaat dari program Santri Digitalpreneur Indonesia sejak pertama kali digagas. Program ini juga diharapkan mampu menciptakan 25 juta lapangan kerja dari kalangan anak muda.

Pengasuh Ponpes Mabadiul Ihsan KH Masykur Wardi berterima kasih atas diselenggarakan program Santri Digitalpreneur Indonesia di pondok pesantren Mambadiul Ihsan.

“Kami berharap dengan kegiatan yang ditempatkan di Mabadiul Ihsan, bisa memacu santri-santri kami berkiprah di masyarakat dengan membawa hal positif,” kata Masykur.

Selain itu, pihaknya juga berharap agar program Santri Digitalpreneur Indonesia bakal membuat para santri berpikir luas dan terbuka, sehingga mereka bisa menyerap berbagai ilmu yang bakal bermanfaat bagi kehidupan mereka kelak. (***)

*Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, @banyuwangikab.go.id

Continue Reading

Kabupaten

Aksi Buleleng Kali Bersih Warnai Peringatan World Cleanup Day

Published

on

Aksi  Buleleng Kali Bersih (Bukal-Sih) sebagai bagian dari peringatan World Cleanup Day (Foto : @bulelengkab.go.id)

Buleleng, goindonesia.co – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Buleleng melaksanakan aksi  Buleleng Kali Bersih (Bukal-Sih) sebagai bagian dari peringatan World Cleanup Day yang jatuh pada tanggal 20 September setiap tahunnya yang pada kesempatan mengambil lokus di Hutan Banyuasri, Jumat (20/9). Kegiatan ini bertujuan untuk membersihkan area sungai di wilayah Buleleng, terutama di beberapa titik prioritas yang memiliki tingkat penumpukan sampah cukup tinggi yang dikoordinatori oleh Kepala Bidang Tata Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng Made Adiana.

Seijin Pelaksana Tugas (PLT) Kepala DLH Buleleng, Made Adiana menyampaikan bahwa aksi ini dilakukan di empat lokasi strategis, yakni tiga titik di Tukad Banyumala, meliputi jalur selatan Tukad Banyumala, Jembatan Laksamana, dan sebelah timur jembatan selatan di bawah Raider. Lokasi lainnya berada di Tukad Buleleng, tepatnya di belakang RRI Singaraja. 

“Seluruh instansi dan masyarakat, mulai dari desa hingga kelurahan, ikut serta dalam kegiatan bersih-bersih kali ini. Harapannya, aksi ini juga dapat mengedukasi masyarakat untuk lebih peduli terhadap kebersihan lingkungan, terutama dalam pengelolaan sampah rumah tangga yang banyak berakhir di sungai,” ujar Made Adiana.

DLH Buleleng sebelumnya telah melakukan penyuluhan kepada masyarakat yang tinggal di bantaran sungai terkait pentingnya pembuangan sampah yang benar. Penyuluhan ini dilakukan secara rutin di wilayah-wilayah yang berpotensi tinggi terhadap timbunan sampah.

“Kegiatan ini bukan hanya untuk hari ini saja. Kami secara rutin melaksanakan aksi serupa setiap Jumat di wilayah-wilayah sungai dengan tingkat sampah yang tinggi. Selain itu, DLH juga memiliki tenaga khusus untuk menangani kebersihan sungai,” tambah Made Adiana.

Ia juga berharap keterlibatan semua pihak dalam menjaga kebersihan lingkungan, terutama masyarakat. “Potensi sampah terbesar berasal dari rumah tangga di sekitar sungai. Oleh karena itu, penting bagi seluruh masyarakat untuk turut serta dalam menjaga lingkungan demi keberlangsungan hidup kita semua,” pungkasnya. (***)

*Pemerintah Kabupaten Buleleng

Continue Reading

Kabupaten

Kembali Ngantor di Desa, Bupati Ipuk Tinjau Infrastruktur Hingga Layanan Kesehatan Ibu Hamil

Published

on

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani meninjau layanan pemeriksaan kesehatan bagi ibu hamil di Balai Desa Sidodadi (Foto : @banyuwangikab.go.id)

Banyuwangi, goindonesia.co – Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani kembali melaksanakan program Bunga Desa (Bupati Ngantor di Desa), Kamis (19/9/2024). Kali ini Ipuk ngantor di tiga desa di Kecamatan Wongsorejo, yakni Desa Sidodadi, Bajulmati, dan Bangsring. 

Dalam kegiatan itu Ipuk melakukan berbagai agenda mulai meninjau progres infrastruktur jalan, kesehatan masyarakat,  penguatan pendidikan, pengembangan UMKM,  dan lainnya. 

Salah satunya, Ipuk meninjau jalan kampung di Dusun Galekan, Desa Bajulmati yang telah selesai dilakukan pavingisasi. Saat ini di tiga desa tersebut terdapat 53 titik pembangunan dan rehabilitasi infrastruktur jalan, baik menggunakan pavingisasi maupun hotmix.

“Alhamdulillah sebagian jalan sudah selesai. Sisanya dalam proses pengerjaan. Mohon ini dijaga supaya awet untuk memudahkan mobilitas dan memperlancar aktivitas ekonomi warga di sini,” pesan Ipuk. 

Dalam program Bunga Desa ini, Ipuk juga bertemu dengan ratusan kader kesehatan serta berdialog tentang upaya penurunan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB). Ipuk juga meninjau layanan pemeriksaan kesehatan bagi ibu hamil di Balai Desa Sidodadi. 

“Seluruh puskesmas di Banyuwangi sudah dilengkapi dengan alat USG, harapannya ini bisa dimaksimalkan. Manfaatkan layanan ini. Jika ditemukan ada kondisi yang kurang baik pada janinnya, tim medis bisa segera melakukan penanganan sejak dini. Dengan demikian AKI dan AKB bisa terus kita tekan,” ujar Ipuk.

Ipuk juga menggali berbagai potensi yang ada di desa untuk didukung dan dikembangkan lebih lanjut. Seperti saat di Desa Sidodadi, Ipuk mengunjungi usaha kacang asin oven “Sumber Baru” milik Asmawi.

Asmawi merupakan generasi kedua yang menjalankan usaha tersebut sejak tahun 2010 lalu. Sebelumnya, ayah Asmawi-lah yang merintis usaha pembuatan kacang oven ini sejak tahun 1970.

Ipuk juga mengunjungi dua rumah produksi rengginang di Desa Bajulmati. Salah satunya adalah UMKM rengginang milik Endang. Sama seperti Asmawi, Endang juga melanjutkan usaha rumahan milik ibunya yang kini sudah sepuh.

Rengginang buatan Endang memilki beberapa varian rasa, seperti rasa terasi, manis, dan rasa bawang. Rengginang buatannya telah dipasarkan ke puluhan toko di wilayah Wongsorejo. 

Ipuk meminta Dinas Koperasi dan UMKM untuk mengawal dan memberikan pendampingan agar usahanya bisa terus berkembang.

“Tadi kami bantu fasilitasi perizinan, juga pengurusan PIRT-nya, sehingga ada jaminan bahwa produk mereka halal dan aman dikonsumsi. Dinas koperasi juga akan membantu desain packagingnya agar lebih menarik agar produk mereka bisa dipasarkan lebih luas,” ujar Ipuk.

Pelayanan publik, seperti administrasi kependudukan, perizinan usaha mikro berbasis OSS, perpajakan, konseling kesehatan, pelatihan UMKM, juga digelar di setiap program Bunga Desa. (***)

*Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, @banyuwangikab.go.id

Continue Reading

Trending