Infografis Flu Singapur (Foto : @warta.jogjakota.go.id)
Umbulharjo, goindonesia.co – Saat ini kasus penyakit Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) / penyakit tangan, kaki, dan mulut atau sering disebut Flu Singapura sedang banyak ditemukan di wilayah Kota Yogyakarta. Sampai dengan 15 Maret 2024 kasus suspek HFMD ini mencapai 68 orang.
Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Menular dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Endang Sri Rahayu mengatakan, penyakit HFMD sering ditemui pada anak-anak, terutama pada usia dibawah 10 tahun. Namun tidak menutup kemungkinan penyakit ini dapat terjadi pada anak remaja dan dewasa
“Penyakit ini cepat menular jika tidak dilakukan pencegahan secara cepat dan tepat. Penyebarannya sangat cepat,”jelasnya saat diwawancarai belum lama ini.
Endang mengungkapkan, penyebaran virus HFMD dapat melalui kontak kulit, udara pernapasan, cairan dari blister (benjolan kecil) atau tinja penderita, serta makan dan minum bersama.
Tak hanya itu, penularan dapat terjadi melalui cairan atau droplet dari hidung maupun tenggorokan yang keluar saat bersin, mengeluarkan air liur atau ludah yang terlempar ke udara saat batuk.
“Gejala yang timbul umumnya ringan seperti demam, munculnya demam yang berlangsung 1- 2 hari, rash (ruam pada kulit) dan benjolan kecil di telapak kaki, tangan, dan mukosa mulut,”ujarnya.
Selain itu, penderita HFDM juga mengalami kurang nafsu makan, lesu, dan nyeri tenggorokan. Sehingga butuh asupan makanan yang tidak terlalu keras dan mudah dicerna.
Tambahnya, kenaikan kasus HFMD ini juga sama penanganannya seperti pada penderita Covid-19 dengan orang lain yang sehat.
“Jadi adanya mobilitas dan interaksi saat lebaran dan pasca lebaran meningkatkan faktor risiko paparan (penularan),”imbuhnya.
Ia berharap, penderita tetap melakukan cuci tangan, menggunakan masker, dan bagi yang sehat menggunakan masker saat berada di area publik dan berinteraksi dengan banyak orang.
Ia juga menghimbau, jika anak atau kerabat keluarga mengalami HFMD maka perlu melakukan isolasi mandiri, menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), seperti mencuci tangan dengan sabun, menutup mulut dan hidung bila batuk dan bersin, tidak mencium anak yang menderita HFMD, tidak menggunakan alat rumah tangga secara bersamaan.
“Jika merasakan gejala mengarah HFMD maka segera untuk melakukan pemeriksaan ke Puskesmas terdekat untuk mendapatkan pengobatan gejala dan konsultasi tatalaksana perawatan di rumah. Sebab, belum ada obat untuk pengobatan dan pencegahan HFMD,”ujarnya.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Kotagede II Yusnita Susila Astuti mengungkapkan, saat ini kasus suspek penderita HFMD di wilayahnya sejak Januari hingga Maret 2024 sebanyak 9 kasus. Enam kasus diantaranya merupakan warga luar Kota Yogyakarta.
Menurutnya, jumlah tersebut meningkat dibandingkan dengan tahun 2023 yang mencapai 12 kasus.
“Karena tidak ada pengobatan khusus untuk HFMD, pengobatan bersifat simtomatik untuk mengatasi keluhan yang ditimbulkannya bisa memakai seperti parasetamol jika badan terasa panas. Jika anak yang berusia lebih besar dapat kumur-kumur dengan obat kumur untuk mengurangi nyeri akibat luka-luka di mulut,”jelas Yusnita saat diwawancarai, Senin (22/4).
Selain itu, Puskesmas Kotagede II juga melakukan penyelidikan epidemiologi ( PE ) kasus flu singapur ( HFMD ) dengan tujuan dapat mengetahui sumber penularan penyakit, mengetahui sebaran penyakit HFMD, mencegah penularan penyakit, serta memprediksi dan mencegah terjadinya KLB. (***)
*Portal Berita Pemerintah Kota Yogyakarta