Connect with us

Dunia Pendidikan

Mobile Arts for Peace (MAP) Membangun Kesepahaman dan Perdamaian Melalui Metode Seni

Published

on

Photo : Istimewa

Jakarta, goindonesia.co — Kepadatan penduduk merupakan masalah yang berdampak pada berbagai masalah lainnya. Diantaranya kemiskinan struktural yang berdampak pada masalah sosial dan ekonomi.

Anak-anak yang tinggal di kawasan padat penduduk, seperti di Jakarta, kerap menghadapi konflik sosial, rentan kekerasan, serta terjadinya eksploitasi seksual.

Demikian antara lain disampaikan penggiat budaya, Eddie Karsito, kepada media usai mengikuti ‘Fase 1 – Acara Akhir Tahun Mobile Arts for Peace (MAP), yang berlangsung secara virtual, Kamis (23/09/2021).

“Jika hal ini tidak segera ditata, kita tidak berinvestasi pada kaum muda, dan tidak siap berkompetisi di tatanan global secara kreatif, maka Indonesia akan tertinggal dan tidak melangkah maju,” ujar Eddie Karsito.

Oleh karena itu, Pendiri Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan ini, menyambut baik berbagai program Mobile Arts for Peace (MAP), khususnya terkait dengan masalah penanganan kaum muda.

Photo : Istimewa

“Mengharapkan terjalinnya kerjasama kreatif, dan produktif melalui berbagai kegiatan seni budaya. Mencegah konflik melalui metode seni teater partisipatoris, dan bentuk lainnya. Membangun dan mengembangkan ruang dialog hingga tercipta kesepahaman dan saling pengertian menuju perdamaian,” ujar seniman yang dipercaya menjadi salah satu Konselor pada program Mobile Arts for Peace (MAP) ini.

Mobile Arts for Peace (MAP), merupakan program berbasis seni dan budaya yang melibatkan kaum muda, untuk membangun kesepahaman dan perdamaian, khususnya di empat Negara; Kyrgyzstan, Rwanda, Nepal, dan Indonesia.

Fokus pada topik-topik mendesak yang diidentifikasi oleh kaum muda. Sebuah peluang dan tantangan untuk pembangunan perdamaian berbasis seni budaya, di negara-negara yang terkena dampak konflik. Refleksi tentang pembangunan perdamaian lokal selama covid-19 dan perkembangan pesat alat dan komunikasi digital.

Mobile Arts for Peace (MAP) telah mengkaji beragam permasalahan penting yang berdampak pada kehidupan kaum muda. “Disini kesenian tidak saja difungsikan sebagai media ekspresi dan komunikasi. Melainkan menjadi wilayah kemanusiaan yang dapat mentransformasikan nilai-nilai dalam rangka membangun perdamaian dunia,” ujar Pendiri Rumah Budaya Satu-Satu (RBSS) ini.

Photo : Istimewa

Fase 1 – Acara Akhir Tahun Mobile Arts for Peace (MAP) berlangsung secara virtual. Diikuti dari Negara masing-masing oleh para penggiat kemanusiaan dari 4 negara + 1 Inggris.

Acara dibuka oleh Professor Ananda Breed sebagai Principal Investigator – Mobile Arts for Peace (MAP) dari University of Lincoln, UK – Inggris.

Menurutnya, Mobile Arts for Peace (MAP) merupakan program multi-disiplin internasional yang berupaya menawarkan wawasan tentang nilai metode berbasis seni untuk pembangunan perdamaian dengan dan untuk anak muda.

“Kegiatan kami dibentuk oleh masukan dari orang-orang muda dari berbagai latar belakang. Termasuk anak muda jalanan dari ibu kota Indonesia. Anak-anak dari pedesaan Nepal, orang muda yang tinggal di pemukiman migran baru di Kirgistan. Serta pemuda yang tumbuh di Rwanda pasca-genosida – yang mengidentifikasi, menganalisis, dan mendiskusikan berbagai isu yang menjadi perhatian mereka melalui metode berbasis seni,” papar Professor Ananda Breed.

Acara yang berlangsung selama tiga jam tersebut dipandu oleh Miss Koula Charitonos (Open University, UK), dan Miss Helena Marambio (University of Lincoln, UK).

Menampilkan narasumber Miss Dr. Harla Sara Octarra, M.Sc, Ketua Proyek Mobile Arts for Peace (MAP) untuk Indonesia, dari Universitas Katolik Atma Jaya, Jakarta.

Tampil juga Miss Anara Eginalieva (Foundation for Tolerance International) dari Kyrgyzstan. Mr. Rajib Timalsina (Tribhuvan University), Mr. Bishnu Kathri (Human Rights Film Center), dari Nepal. Mr. Eric Ndushabandi (Institute of Research and Dialogue for Peace), dan Mr. Sylvestre Nzahabwanayo (University of Rwanda), dari Rwanda.

Mobile Arts for Peace (MAP) bertujuan jangka panjang untuk menyediakan pendekatan komparatif dalam hal praktik lintas disiplin berbasis seni untuk pembangunan perdamaian di empat Negara; Kyrgyzstan, Rwanda, Indonesia, dan Nepal.

Projek Mobile Arts for Peace (MAP) di Indonesia, menurut rencana akan dilaksanakan hingga tahun 2024 mendatang. Daerah Khusus Ibukota Jakarta menjadi basis awal pelaksanaan kegiatan yang melibatkan anak-anak muda rentang usia 12 – 20 tahun ini.

Projek Mobile Arts for Peace (MAP) di Indonesia, dilaksanakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta dan sejumlah lembaga terkait.

Photo : Istimewa

Seniman dan lembaga seni yang bertindak sebagai penimbang/konselor di project Mobile Arts for Peace (MAP) ini, adalah Jose Rizal Manua dan Eddie Karsito (seniman), Padepokan Ciliwung Condet (PCC), Yayasan Peduli Musik Anak, Rumah Film Kalamtara, Kalanari Theatre Movement, dan Studio Hanafi.

Lembaga seni yang terlibat sebagai mitra adalah, Yayasan Bandungwangi, Yayasan Bina Matahari Bangsa (YBMB), Yayasan Hidung Merah, Wahana Visi Indonesia AP Urban Jakarta, Yayasan Anak Bangsa Indonesia (YABI), Lembaga Perlindungan Anak (LPA) DKI Jakarta, Sanggar Anak Akar, Forum Anak RPTRA Cipinang Besar Utara Jakarta, dan Forum Anak Budi Mulia Pademangan Jakarta.

“Kolaborasi Anda secara signifikan telah mendukung program MAP di Indonesia. Kontribusi yang tak ternilai. Kami ingin mengambil kesempatan untuk mengucapkan terima kasih. Kami berharap dapat melanjutkan kerjasama ini dengan Anda dan tim MAP di Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya,” ungkap Professor Ananda Breed menutup. (***)

Continue Reading
Advertisement Berita Vaksin Penting

Dunia Pendidikan

Lebih Cepat dan Higienis, Polman Babel Ciptakan Mesin Pengemas untuk Bantu UKM

Published

on

Tim dosen Politeknik Manufaktur Negeri Bangka Belitung (Polman Babel) menghadirkan mesin sealer atau pengemas kepada mitra UKM pembuatan pentol bakso (Foto : @vokasi.kemdikbud.go.id)

Bangka Belitung, goindonesia.co – Tim dosen Politeknik Manufaktur Negeri Bangka Belitung (Polman Babel) melakukan pendampingan untuk mitra UKM pembuatan pentol bakso di Desa Air Ruay, Kecamatan Pemali, Kabupaten Bangka, Bangka Belitung untuk meningkatkan produksi dan daya saing produk pentol bakso. 

Kegiatan pendampingan ini merupakan  bagian dari pengabdian kepada masyarakat dengan menghadirkan mesin sealer atau pengemas kepada mitra UKM pembuatan pentol bakso. Kehadiran mesin ini diharapkan mampu meningkatkan produktivitas UKM dan memberikan nilai tambah pada produk mereka. 

Tim pengabdian yang diketuai oleh Ariyanto ini secara bersama-sama dengan dosen lainnyanya, yakni Husman dan dan Eko Yudo memberikan pendampingan kepada para pelaku UKM dalam penggunaan mesin teknologi tepat guna ini. Mereka juga melibatkan mahasiswa dalam program ini. 

“Penggunaan mesin sealer sangat penting bagi pengemasan produk pentol bakso yang diproduksi oleh UKM. Dengan mesin ini, proses pengemasan bisa lebih cepat, rapi, dan produk pun menjadi lebih awet,” ujar Ariyanto. 

Selain itu, Ariyanto menuturkan bahwa mesin ini mudah dioperasikan dan dirancang khusus untuk UKM dengan skala produksi menengah ke bawah. 

Menurutnya, kehadiran mesin sealer dapat mengurangi risiko kontaminasi dan menjaga kebersihan produk sehingga mampu meningkatkan daya jual di pasar lokal maupun luar daerah. 

Ia juga berharap dengan adanya bantuan mesin ini, UKM pembuatan pentol bakso di Air Ruay bisa semakin berkembang. 

“Kami ingin melihat para pelaku UKM di daerah ini maju, dan tentunya dapat menghasilkan produk yang berkualitas tinggi,” tambahnya. 

Ariyanto juga berencana melibatkan mahasiswa lebih lanjut untuk membantu dalam pengawasan dan pelatihan berkala. 

Renny selaku Ketua UKM pembuatan pentol bakso, merasa bersyukur atas bantuan mesin ini. Ia menyatakan bahwa dengan adanya mesin sealer, pekerjaan pengemasan yang biasanya memakan waktu lama kini bisa dilakukan lebih cepat dan hasilnya pun lebih rapi. 

“Dulu kami kemas manual, butuh waktu lama. Sekarang, satu kali tekan sudah rapi dan aman,” ungkap Renny penuh semangat. 

Renny juga meyakini bahwa produk mereka kini akan lebih mudah dipasarkan karena pengemasannya yang menarik dan lebih higienis. “Kami bisa berkompetisi dengan produk luar. Terima kasih untuk Polman Babel yang telah membantu,” ujarnya dengan penuh antusias. 

Tak lupa, ia pun berpesan kepada para pelaku UKM lainnya agar tidak ragu memanfaatkan teknologi untuk membantu usaha mereka. “Bagi teman-teman yang masih manual, coba deh beralih ke teknologi. Selain hemat tenaga, hasilnya jauh lebih bagus,” kata Renny. 

Kegiatan pengabdian masyarakat ini menunjukkan kepedulian Polman Babel dalam mendukung pertumbuhan ekonomi lokal melalui penerapan teknologi tepat guna. Diharapkan kolaborasi ini bisa menjadi contoh bagi instansi lain dalam memajukan UKM di daerah-daerah. 

Dengan adanya inovasi dan dukungan seperti ini, UKM pembuatan pentol bakso di Air Ruay diharapkan dapat semakin berkembang dan mampu bersaing dalam industri makanan lokal maupun luar daerah. (***)

*Polman Babel-Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek 2022

Continue Reading

Dunia Pendidikan

Kreasi Cipta Lagu Anak Nusantara: Menguatkan Karakter Anak Indonesia Lewat Lagu Anak

Published

on

Infografis Kreasi Cipta Lagu Anak Nusantara (Foto : @www.kemdikbud.go.id)

Jakarta, goindonesia.co – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah melalui Pusat Penguatan Karakter memperkenalkan ajang “Kreasi Cipta Lagu Anak Nusantara” atau KELANA, sebagai bagian dari upaya memperkuat karakter anak-anak Indonesia melalui media yang mudah diterima, yaitu lagu anak. Kegiatan ini tidak hanya bertujuan menciptakan lagu-lagu anak yang menarik, tetapi juga menanamkan nilai-nilai karakter yang krusial bagi generasi muda. Mengangkat tema “Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat,” KELANA mengajak masyarakat untuk menginspirasi anak-anak agar mengamalkan kebiasaan baik yang diharapkan menjadi fondasi karakter yang akan berdampak positif bagi masa depan mereka.

Lagu Anak sebagai Media Edukasi

Musik, terutama lagu anak, memiliki peran besar dalam pembentukan karakter karena mampu memengaruhi emosi dan perilaku, terutama pada anak-anak. Lagu dengan pesan-pesan positif dapat menjadi sarana edukasi yang efektif, memperkuat nilai-nilai moral dan kebiasaan baik secara menyenangkan. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, menyampaikan bahwa lagu anak dengan pesan edukatif yang kuat masih sangat dibutuhkan, terutama untuk pendidikan karakter anak. Selain itu, harapannya anak-anak Indonesia menyanyikan lagu sesuai dengan umur dan tumbuh kembangnya.

Kepala Pusat Penguatan Karakter, Rusprita Putri Utami, menyatakan, “Lagu tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga media edukatif yang efektif. Melalui KELANA, kami berharap dapat menghadirkan lagu-lagu inspiratif yang membangun kebiasaan baik pada anak-anak.”

KELANA mengangkat tujuh nilai utama sebagai kebiasaan positif, yaitu bangun pagi, taat beribadah, rajin berolahraga, makan makanan sehat dan bergizi, gemar belajar, aktif bermasyarakat, dan istirahat yang cukup. Tujuh kebiasaan ini diharapkan menjadi fondasi kuat bagi anak-anak Indonesia untuk tumbuh menjadi pribadi yang sehat, cerdas, dan berkarakter.

Tema, Ketentuan Peserta, dan Penghargaan

KELANA dibagi ke dalam delapan kategori, yang mewakili tujuh kebiasaan baik, serta satu kategori tambahan yang mencakup semua kebiasaan tersebut dalam satu lagu. Kategori-kategori ini memberi keleluasaan bagi peserta untuk memilih satu kebiasaan atau menggabungkan beberapa kebiasaan dalam sebuah lagu. Setiap peserta hanya boleh mengirimkan satu karya lagu yang sesuai dengan tema dan ketentuan KELANA. Lagu yang diikutsertakan harus berdurasi 1 hingga 2,5 menit dalam bahasa Indonesia dan disampaikan dalam bentuk audio dan video.

Karya lagu harus orisinil, tidak mengandung unsur plagiat, dan bebas dari konten politik, pornografi, atau unsur negatif lainnya. Panitia akan mendiskualifikasi peserta yang melanggar ketentuan ini, dan keputusan juri bersifat final.

Pendaftaran dan pengiriman karya berlangsung pada 9 s.d. 30 November 2024. Setelah pengumpulan karya, dewan juri yang kompeten di bidang musik dan pendidikan akan menilai setiap karya berdasarkan kesesuaian lirik dengan tema, musikalitas, dan kekuatan pesan edukatif. Pengumuman pemenang dilakukan pada 13 Desember 2024. Sebanyak 24 pemenang dari delapan kategori akan menerima sertifikat elektronik dan hadiah uang pembinaan dengan total hadiah senilai Rp 280 juta. Semua karya pemenang akan menjadi bagian dari koleksi lagu anak-anak Indonesia.

KELANA sebagai Inspirasi Karakter Bangsa

KELANA bukan sekadar kompetisi, tetapi juga wadah bagi para pencipta lagu untuk berkontribusi dalam membentuk karakter bangsa. Melalui ajang ini, diharapkan muncul lebih banyak lagu anak yang tak hanya menghibur, tetapi juga mendidik dan memotivasi anak-anak menjalani kebiasaan baik. Selain itu, KELANA mengajak orang tua, guru, dan masyarakat untuk bersama-sama mendukung pembentukan karakter sejak usia dini.

Sebagai penutup, Kepala Pusat Penguatan Karakter menekankan pentingnya kolaborasi masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang mendukung karakter anak-anak. “Melalui KELANA, kami berharap masyarakat terlibat dalam pendidikan karakter anak-anak, sehingga nilai-nilai kebangsaan dan cinta tanah air tertanam kuat dalam diri generasi muda,” ujarnya.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai syarat, pendaftaran, dan ketentuan lengkap KELANA, masyarakat dapat mengunjungi laman resmi di cerdasberkarakter.kemdikbud.go.id /kelana2024.  (***)

(Tim Puspeka / Editor: Stephanie, Azis)

Continue Reading

Dunia Pendidikan

Manfaatkan Potensi Lokal, Tim Dosen Polinema Ajari Warga Warga Desa Duwet Ubah Sayur menjadi Es Krim

Published

on

Program pelatihan kewirausahaan untuk masyarakat yang dibantu oleh tim dosen dari Politeknik Negeri Malang untuk memanfaatkan sayur mayur menjadi produk es krim yang sehat (Foto : @vokasi.kemdikbud.go.id)

Malang, goindonesia.co – Perguruan tinggi vokasi didorong untuk memberikan manfaat bagi masyarakat melalui penguasaan keilmuannya. Salah satunya seperti yang dilakukan oleh tim dosen dari Politeknik Negeri Malang (Polinema) dengan membantu warga desa di Malang untuk memanfaatkan sayuran mayur menjadi produk es krim yang sehat melalui program pelatihan kewirausahaan. 

Pengembangan es krim sayuran ini merupakan salah satu diversifikasi dari produk sayur mayur yang banyak di produksi oleh warga Desa Duwet, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Kegiatan ini sekaligus menjadi praktik baik dari program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dari Jurusan Administrasi Niaga, Polinema. Sementara itu, pengembangan es krim sayuran ini dilakukan melalui Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M) Polinema. 

Ketua tim PKM Polinema dalam program ini, Ellyn Eka Wahyu, mengatakan bahwa kewirausahaan merupakan salah satu pilar penting dalam pengembangan ekonomi masyarakat. Oleh karena itu, Polinema berkomitmen untuk membantu masyarakat dalam mengembangkan praktik-praktik kewirausahaan, utamanya yang berbasis dengan potensi lokal.

Menurut Ellyn, di tengah tantangan perekonomian yang kian kompetitif, masyarakat perlu diberdayakan untuk memiliki keterampilan dan pengetahuan yang memadai dalam berwirausaha. 

“Pelatihan kewirausahaan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan  dalam menciptakan dan mengelola usaha, sehingga dapat berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan dan kemandirian ekonomi,” kata Ellyn Eka. 

Pemilihan es krim sayuran, lanjut Ellyn, bukan hanya sekadar inovasi kuliner, tetapi juga merupakan solusi kreatif untuk meningkatkan kesadaran dan konsumsi sayuran di masyarakat. Produk ini dapat menjadi tren baru yang menarik dengan memadukan kesehatan dan kesenangan dalam satu produk. 

Beberapa materi dalam pelatihan yang diajarkan oleh tim dosen dari Polinema ini diantaranya adalah pengantar kewirausahaan yang meliputi definisi kewirausahaan, peran wirausaha dalam perekonomian, serta karakteristik seorang wirausaha. Tim Polinema juga mengajak warga untuk mengidentifikasi peluang usaha serta membahas teknik menemukan ide bisnis, analisis pasar dan kebutuhan konsumen, studi kasus contoh ide usaha yang berhasil. 

Ellyn menyampaikan bahwa berbagai pelatihan yang dilaksanakan tersebut bertujuan agar hasil pertanian sayur mayur Desa Duwet khususnya Sawi dan Tomat dapat dimaksimalkan pengolahannya menjadi produk lain agar lebih bervariasi, sehat, halal, lezat, digemari dan dapat dinikmati semua golongan usia. 

“Pelatihan ini mendapatkan antusias, perhatian yang seksama dan sangat baik dari ibu-ibu dan remaja putri dari Desa Duwet dan berharap kegiatan serupa dapat dilaksanakan kembali di tahun-tahun berikutnya dengan tema/topik yang berbeda,” ujarnya. 

Ellyn berharap, kegiatan ini dapat memberikan manfaat bagi peserta untuk mengembangkan perekonomian di Desa Duwet. Keterampilan dan pengetahuan yang diperoleh dari pelatihan ini nantinya dapat menjadi modal untuk dapat mengembangkan dan berinovasi dalam pemasaran hasil pertanian. 

Sebagai informasi, selain Ellyn, kegiatan ini juga melibatkan sejumlah dosen lainnya, yaitu Yekie Senja Oktora, Halid Hasan, Achmad Suyono, Eny Widiyowati, dan Siti Nurbaya. Program ini juga melibatkan tenaga laboran/PLP Jurusan Administrasi Niaga, Winda Rachmawati. (***)

* Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek 2022

Continue Reading

Trending