Tidak hanya semakin dikenal dan diminati masyarakat, kopi nusantara juga telah berhasil menarik perhatian wisatawan mancanegara. Tentu, wisata tematik kopi bisa menjadi trademark wisata yang menarik.(Shutterstock/amenic181)
Jakarta , goindonesia – Wisata tematik menjadi tren terbaru yang diusung untuk mengenalkan dan mengembangkan produk wisata di daerah.
Indonesia pun akan segera menerapkan kegiatan wisata berbasis budaya yang merangkai beberapa daya tarik budaya dan destinasi wisata dalam pola perjalanan tersebut.
Terkait hal tersebut, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Baparekraf) Sandiaga Uno mengatakan, wisata tematik merupakan salah satu cara pengemasan produk pariwisata yang erat dengan unsur budaya dan alam.
“Wisata tematik akan relevan di masa pandemi karena wisatawan mencari wisata yang orisinal, di alam terbuka, tidak massal, dan lebih meaningful,” kata Sandi dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (9/8/2021).
Tak hanya itu, lanjutnya, wisata tematik juga cocok dengan potensi alam di Indonesia sehingga punya peluang untuk meningkatkan pariwisata nasional.
“Semoga wisata tematik kopi menjadi trademark wisata nasional. Dengan begitu, wisatawan tidak hanya menikmati kopi dari tempat asalnya saja, melainkan sambil menikmati suasana pegunungan, coffee plantation, aktivitas panen, bean roasting, hingga mempelajari sejarah dan budaya daerah tersebut,” papar Sandi.
Wisata tematik kopi pun diharapkan dapat memberikan pengalaman baru bagi wisatawan saat menikmati kopi khas nusantara. Saat ini, Indonesia memiliki sejumlah daerah yang telah menerapkan dan mengembangkan wisata tematik kopi. Berikut lima daerah tersebut.
1. Desa Wisata Catur, Bali
Desa Wisata Catur merupakan salah satu daerah yang mengembangkan wisata tematik kopi yang berlokasi di Kintamani, Bangli, Bali.
Sebagai salah satu sentra perkebunan kopi arabika, tak heran jika kopi di sini menjadi salah satu produk unggulan Desa Wisata Catur.
Tidak hanya itu, desa wisata tersebut pun dikenal sebagai salah satu daerah penghasil kopi Kintamani terbaik.
Selain menikmati kopi, wisatawan pun disuguhkan dengan keindahan alam pedesaan khas Kintamani yang sangat asri dan membudidayakan tanaman kopi hingga proses panennya.
2. Bali Pulina, Bali
Bali Pulina berlokasi sekitar 7 kilometer (km) sebelah utara Ubud, tepat di Desa Pujung Kelod, Tegallalang, Kabupaten Gianyar, Bali.
Berada pada ketinggian 700 meter di atas permukaan laut (mdpl), tidak heran jika suhu rata-rata wilayah Bali Pulina bisa mencapai 24 derajat Celsius.
Desa wisata yang menawarkan wisata tematik kopi tersebut menyajikan kopi luwak dengan kualitas premium yang dapat dinikmati para wisatawan.
Tak hanya itu, wisawatan pun dapat memasuki perkebunan kopi dan belajar mengenal proses pembuatan kopi luwak secara tradisional hingga menghasilkan cita rasa kopi yang aromatik.
3. Mesastila Magelang, Jawa Tengah
Selanjutnya, Mesastila Magelang yang berlokasi di Desa Losari, Grabag, Magelang, Jawa Tengah.
Berada di dataran tinggi yang dikelilingi oleh Gunung Merapi, Merbabu, Andong, Sumbing, dan Telemoyo, menjadikan Mesastila menawarkan suasana minum kopi yang berbeda.
Daerah yang sebelumnya dikenal dengan sebutan Losari Coffee Plantation tersebut memiliki 90 persen lahan kopi yang dipenuhi oleh biji kopi robusta.
Selain melihat kebun kopi, wisatawan pun dapat diajak untuk mengetahui proses pengolahan kopi hingga menjadi minuman yang siap dikonsumsi.
4.Doesoen Kopi Sirap, Jawa Tengah
Doesoen Kopi Sirap berlokasi di Dusun Sirap, Semarang, Jawa Tengah. Mengusung tema “Ngopi di Tengah Kebun Kopi”, desa wisata tematik kopi ini menawarkan pengalaman mengopi yang berbeda.
Tidak hanya sekadar minum kopi, Doesoen Kopi pun menyajikan pemandangan yang langsung menghadap ke Gunung Kelir dengan udara sejuk khas perkebunan kopi.
Wisatawan dapat mengikuti wisata edukasi kopi dengan melihat langsung proses pengolahan biji kopi sejak dipetik hingga siap minum.
Sebagai informasi, Doesoen Kopi menawarkan dua jenis kopi unggulan, yaitu arabika dan robusta.
5. Kebun Kopi Malabar, Jawa Barat
Berada di ketinggian 1.400-1.800 mdpl dengan suhu 15-21 derajat Celsius, Kebun Kopi Malabar, Bandung, Jawa Barat, menyajikan pengalaman menikmati kopi arabika yang berbeda.
Kopi Arabika Malabar Java Preanger diproses dengan sangat spesial. Sebab, seluruh proses sortir buah kopi, pengupasan, pencucian, dan pengeringan menggunakan Standar Operasional Produksi (SOP), tentunya dengan pengawasan tenaga ahli profesional.
Tidak hanya itu, Kopi Arabika Malabar juga memiliki karakteristik yang unik, yaitu rasanya yang kental dengan dominan rasa cokelat berpadu rempah di akhir seruputan.
Selain minum kopi, wisatawan bisa berkeliling perkebunan kopi sambil melihat langsung proses memetik kopi khas dari Malabar. Itulah lima destinasi wisata tematik kopi di Indonesia yang bisa Anda kunjungi setelah pandemi usai. Jangan lupa untuk selalu menerapkan protokol kesehatan (prokes) ketika melancong ke daerah wisata tematik kopi. (***)
Desa Wisata Sanankerto merupakan salah satu desa wisata terbaik di Jawa Timur tepatnya di Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, dengan ragam daya tarik salah satunya hutan bambu di tengah kota (Foto : @kemenparekraf.go.id)
Jakarta, goindonesia.co – Desa Wisata Sanankerto merupakan salah satu desa wisata terbaik di Jawa Timur tepatnya di Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, dengan ragam daya tarik salah satunya hutan bambu di tengah kota.
Lebih dari 115 jenis bambu terpelihara dengan baik, menjadikannya sebagai salah satu destinasi ekowisata yang selalu menarik minat kunjungan wisatawan.
Local Champion yang juga Sekretaris Desa Sanankerto, Khafid Muzadi, mengatakan Desa Wisata Sanankerto juga terkenal dengan sumber mata air di kawasan ekowisata Boon Pring. Tak hanya sebagai penjaga kelestarian sumber mata air, keberadaannya turut mengaliri persawahan milik warga.
“Jika berkunjung pada musim-musim ramai, wisatawan juga dapat menikmati atraksi khas Tari Topeng Malangan atau Tradisi Selamatan di Bulan Suro dengan arak-arakan tumpeng dari Balai Desa menuju Boon Pring,” ujar Khafid dalam keterangannya, Selasa (24/9/2024).
Berbagai interaksi budaya dan beragam permainan tradisional saat ini juga terus dikembangkan sebagai atraksi di Desa Wisata Sanankerto. Tepatnya di Kampung Dolanan.
“Sejumlah produk khas seperti carang mas, opak, rambut nenek, keripik tempe, minuman jamu, kerajinan bambu, dan batik adalah sedikit di antara produk-produk kuliner dan UMKM, yang dapat dibawa pulang sebagai oleh-oleh,” ujar Khafid.
Meski memiliki berbagai potensi, Khafid mengatakan, Desa Wisata Sanankerto memiliki berbagai tantangan dalam pengembangannya. Terutama dalam penguatan tata kelola kelembagaan yang melibatkan seluruh unsur.
Mulai dari pemerintah desa, hingga masyarakat serta penguatan kelembagaan BUMDES sebagai pengelola unit usaha di bidang pariwisata. Tantangan regenerasi juga harus dimulai agar pengembangan pariwisata dapat terus berkelanjutan.
Penyelenggaraan Kampanye Sadar Wisata 5.0 (KSW 5.0) dari Kemenparekraf yang sebelumnya dilaksanakan di Desa Wisata Sanankerto dikatakan Khafid, menjadi program yang tepat sasaran, tepat manfaat, dan tepat waktu.
Kampanye Sadar Wisata 5.0 (KSW 5.0) sebagai program pengembangan desa wisata menjadi jembatan komunikasi antar lembaga dan masyarakat.
“KSW 5.0 sangat membantu kami menguatkan sisi kelembagaan sehingga local champion sebagai motor penggerak dapat menyatukan berbagai unsur kelembagaan seperti BUMDES, Pokdarwis, UMKM, agar memiliki satu misi dalam pengembangan desa wisata,” tuturnya.
Ia berharap, pengaruh positif yang diberikan KSW 5.0 mampu membuat pengembangan pariwisata Sanankerto lebih terkoordasi dengan baik.
“Semoga KSW semakin didekatkan lagi kepada masyarakat desa wisata karena semua desa wisata pasti ingin mendapatkan pendampingan KSW 5.0,” kata Khafid.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno saat menutup rangkaian Program Kampanye Sadar Wisata 5.0 Tahun 2024, mengatakan bahwa peningkatan sumber daya manusia (SDM) sangat penting dalam pengembangan desa wisata.
“Penting untuk dilakukan upskilling, re-skilling, dan new skilling, dalam peningkatan sumber daya manusia di desa wisata,” kata Menparekraf Sandiaga.
KSW 5.0 merupakan program konkret yang diharapkan tidak hanya meningkatkan kualitas SDM penggerak pariwisata tapi lebih jauh dapat meningkatkan kunjungan wisatawan serta penjualan produk-produk wisata dan ekonomi kreatif di desa wisata.
“Sehingga kesejahteraan masyarakat di desa-desa wisata semakin baik, juga aspek kualitas dan keberlanjutannya terjaga,” ujar Menparekraf Sandiaga.
Untuk menggali lebih dalam tentang Desa Wisata Sanankerto, bisa langsung kunjungi akun Instagram resminya di @desawisatasanankerto. (***)
Destinasi wisata Air Hitam Dermaga Kereng Bangkirai di Kelurahan Kereng, Kecamatan Sabangau, Kota Palangka Raya (Foto : @palangkaraya.go.id)
Palangka Raya, goindonesia.co – Destinasi wisata Air Hitam Dermaga Kereng Bangkirai di Kelurahan Kereng, Kecamatan Sabangau, Kota Palangka Raya dipadati pengunjung atau wisatawan saat libur lebaran.
Dari pantauan awak Media Center Palangka Raya pada Sabtu (13/4/2024) di lokasi destinasi wisata Air Hitam tersebut, tampak penuh sesak dipadati pengunjung. Baik mereka yang datang dari dalam kota maupun luar Kota Palangka Raya.
Untuk memasuki area wisata air hitam ini pengunjung hanya dipatok harga karcis Rp5.000,00 per orang. Harga yang relatif murah ini sangat diminati masyarakat. Hal itu dibuktikan dengan tingginya arus kendaraan yang datang ke salah satu lokasi wisata favorit di Kota Palangka Raya itu.
Ketua Kelompok Sadar Wisata, Kereng Bangkirai, Sabran Husin menyampaikan, kenaikan pengunjung pada hari libur lebaran ini, lebih tinggi dari hari biasanya, bisa mencapai ribuan orang per hari.
“Peningkatan terjadi mulai dari hari kedua Idulfitri. Hal itu bisa dilihat banyaknya pengunjung yang menaiki wahana susur sungai,” katanya.
Disebutkan Sabran, pada obyek wisata air hitam itu warga yang datang tidak hanya sekedar berfoto, namun juga menaiki beragam wahana wisata susur sungai. Seperti kapal pondok terapung, getek, bebek mesin dan bebek gowes yang yang disediakan di sekitaran Dermaga Kereng Bangkirai.
Tidak hanya sampai di situ saja, pengunjung wisata juga dapat memanfaatkan deretan gazebo untuk bersantai, serta menyantap aneka kuliner yang dijual. Semua itu menjadi wahana pendukung dari fasilitas destinasi wisata air hitam.
Sementara itu Ibay salah seorang wisatawan mengungkapkan, destinasi wisata air hitam menjadi alternatif yang tepat untuk mengisi libur lebaran.
“Saya bersama keluarga bisa menikmati keindahan wisata air hitam, selagi masih libur lebaran,” tuturnya dengan singkat. (***)
*(MC. Kota Palangka Raya, Pemerintah Kota Palangka Raya)
Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno saat mengunjungi Bobocabin Gunung Mas dalam rangkaian kunjungan kerjanya memantau kesiapan pelaku pariwisata menghadapi musim libur lebaran (Foto : @kemenparekraf.go.id)
Kabupaten Bogor, goindonesia.co– Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mendorong pelaku pariwisata termasuk di industri amenitas untuk terus berinovasi dalam menghadirkan produk sehingga menjadi daya tarik yang kuat bagi wisatawan khususnya generasi muda untuk berkunjung.
Menparekraf Sandiaga saat mengunjungi Bobocabin Gunung Mas dalam rangkaian kunjungan kerjanya memantau kesiapan pelaku pariwisata menghadapi musim libur lebaran, Senin (8/4/2024), mencontohkan salah satu akomodasi inovatif yakni seperti yang ditawarkan Bobobox Group dengan menghadirkan Bobocabin di Gunung Mas, Puncak, Bogor.
“Saya sampaikan ini adalah lokomotif penciptaan akomodasi kreatif yang kekinian untuk wisatawan di saat liburan dan bisa menangkap peluang untuk Gen-Z,” kata Menparekraf.
Bobocabin merupakan akomodasi inovatif dan kekinian dengan konsep elevated camping yang mengusung pengalaman baru berkemah dengan menggunakan teknologi Internet of Things (loT). Seperti smart glass window, colorful LED Light, QR code door lock, dan bluetooth audio speaker.
Bobocabin Gunung Mas mulai dibuka pada 2022 dan sejak beroperasi hingga saat ini telah direservasi oleh 47 ribu wisatawan dengan tingkat okupansi mencapai 85,25 persen.
“Kawasan ini juga masuk dalam kawasan desa wisata yang kita resmikan, yaitu Desa Wisata Tugu Selatan. Kami mendorong agar inovasi-inovasi lainnya dapat terus dilakukan,” ujar Menparekraf Sandiaga.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut, Pj Bupati Bogor, Asmawa Tosepu; CEO dan Co – Founder Bobobox, Indra Gunawan; Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor, Yudi Santosa; serta Business Relations Senior Manager Bobobox, Dennis Depriadie.
Turut hadir mendampingi Menparekraf Sandiaga, Sekretaris Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf/Baparekraf, Oni Yulfian. (***)