Mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) kembali menorehkan prestasi di kancah internasional. Ialah Sabilla Maidhyana dan Heri Prasetyoning Tias (FKP), Abdul Rohman dan Kevin Gilang Ardiansyah (FEB), serta Amadeo Lemuel dan Muhammad Akmal Rizqullah (FTMM). (Foto : @kominfo.jatimprov.go.id)
Surabaya, goindonesia.co – Mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) kembali menorehkan prestasi di kancah internasional. Ialah Sabilla Maidhyana dan Heri Prasetyoning Tias (FKP), Abdul Rohman dan Kevin Gilang Ardiansyah (FEB), serta Amadeo Lemuel dan Muhammad Akmal Rizqullah (FTMM).
Keenam mahasiswa itu berhasil menyabet dua gelar sekaligus, yakni gold medal dan special award dalam ajang Japan Design, Idea, and Invention Expo (JDIE) 2023. Ajang besutan World Invention Intellectual Property Associations and Chizal Corporation itu berlangsung pada 7-8 Juli 2023 di Tokyo Ariake Garden Convention Center, Jepang.
Abdul Rohman mewakili tim menyampaikan bahwa dalam ajang tersebut, mereka mengusung produk inovasi bernama NaNaRe. NaNaRe merupakan sebuah produk kemasan yang ditujukan untuk mengganti peran styrofoam sebagai kemasan sekali pakai.“NaNaRe merupakan produk kemasan yang dibuat dengan tujuan untuk menggantikan peran styrofoam sebagai kemasan sekali pakai terutama pada Industri FnB,” ujar Abdul Rohman, di Surabaya, Kamis(13/7/2023).
Lebih lanjut, mahasiswa Akuntansi UNAIR itu menuturkan bahwa produk NaNaRe ini bahan yang berasal dari limbah tebu dan rumput laut. Pemilihan bahan ini bukan tanpa alasan. Pasalnya, rumput laut dan limbah tebu dapat membuat produk kemasan lebih ramah lingkungan dan aman untuk digunakan.
“Jadi, rumput laut dan tebu pada kemasan NaNaRe ini bisa menjadikan produk kemasan kami lebih eco-friendly dari sifatnya yang mudah terurai, tidak toksik, aman dari bahan kimia lainnya, dan juga ekonomis,” imbuhnya.
Sempat Alami Hambatan
Sebelum mendapatkan dua penghargaan sekaligus, rupanya Abdul Rohman dan tim sempat mengalami hambatan. Abdul Rohman bercerita, ketika masa persiapan, ternyata beberapa alat dan bahan yang akan mereka gunakan tidak lolos imigrasi.
“Kami harus memutar otak untuk mengubah konsep yang telah kami buat sebelumnya. Salah satunya adalah menggunakan alat dan bahan seadanya dari apa yang kami temukan di Jepang,” ucapnya.
Akhirnya, sambung Abdul Rohman, mereka terpaksa memungut bahan-bahan bekas di Jepang sebagai bahan hiasan dan properti. Kendati demikian, hal tersebut tidak lantas menyurutkan semangatnya dan tim untuk berkompetisi pada ajang tersebut. “Kami beberapa kali memungut bahan-bahan bekas di Jepang sebagai hiasan dan properti kami. Kami baru membuatnya H-1, waktu yang cukup singkat untuk persiapan mengingat kami baru sampai penginapan pada hari yang sama juga,” terangnya.
Meski berbagai tantangan dan harapan harus ia hadapi, tetapi nyatanya dua penghargaan sekaligus sukses mereka bawa pulang. Mewakili timnya, Abdul Rohman berharap agar ajang ini bisa menjadi batu loncatan bagi mereka untuk terus melanjutkan dan mengembangkan produk yang mereka ciptakan.
“Besar harapan kami agar produk NaNaRe ini dapat lebih dikenal oleh masyarakat terutama bagi para investor diluar sana agar mau membantu mengembangkan produk yang kami miliki saat ini,” tegasnya. (***)
*@kominfo.jatimprov.go.id