Menkes Budi Gunadi Sadikin bersama Bupati Manggarai Barat Edistasius Endy didampingi Dirjen Pelayanan Kesehatan, Azhar Jaya meninjau secara langsung kesiapan fasilitas dan layanan kesehatan di RSUD Komodo, Labuan Bajo pada Minggu (30/04) (Foto : Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, @sehatnegeriku.kemkes.go.id)
Manggarai Barat, goindonesia.co – Rangkaian kegiatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-42 ASEAN akan segera berlangsung pada 10-11 Mei 2023, di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin bersama Bupati Manggarai Barat Edistasius Endy didampingi Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan, Azhar Jaya meninjau secara langsung kesiapan fasilitas dan layanan kesehatan di RSUD Komodo, Labuan Bajo pada Minggu (30/04) dalam rangka menyambut pertemuan KTT ke-42 ASEAN yang akan dihadiri oleh Kepala Negara/Kepala Pemerintahan negara-negara ASEAN.
“Hari ini saya mengunjungi Labuan Bajo untuk melihat kesiapan fasilitas dan layanan kesehatan di RSUD Komodo dalam rangka menyambut kunjungan Kepala Negara/Kepala Pemerintahan negara-negara ASEAN di KTT ke-42 ASEAN,” ujar Menkes Budi.
Kesiapan layanan kesehatan di RSUD Komodo belum sepenuhnya rampung. Namun, dapat dipastikan untuk kelengkapan fasilitas kesehatannya sudah terpenuhi dan dipastikan akan selesai sebelum KTT ke-42 dilaksanakan.
“Sejauh ini kesiapan layanan di RSUD Komodo masih belum selesai. Namun untuk fasilitasnya sudah sangat lengkap dan alat-alat kesehatan sudah mulai berdatangan per hari ini. Harapannya bisa selesai dipasang dalam 3-4 hari ke depan dan siap memberikan pelayanan sebelum KTT ke-42 berlangsung,” ungkap Menkes.
Sejalan dengan hal tersebut, Dirut RSUD Komodo dr. Maria Yosephina Melinda Gampar menuturkan bahwa kesiapan RSUD Komodo sudah mencapai 90 persen. Saat ini RSUD Komodo sedang disiapkan untuk memiliki fasilitas pelayanan kesehatan yang berkualitas dan berstandar internasional.
“Persiapan RSUD Komodo dalam rangka menyambut KTT ke-42 ASEAN sudah mencapai 90 persen. Kami tengah menyiapkan fasilitas layanan kesehatan diantaranya pelayanan rawat jalan, rawat inap, layanan unit kritikal (ICU, NICU, PICU), layanan gawat darurat, dan ruang operasi. Adapun layanan penunjang berupa Laboratorium, CT-Scan 64 Slice, Cath Lab, Radiologi, serta Apotek,” tutur Dirut Maria.
Selain itu, Menkes juga meninjau fasilitas dan layanan kesehatan di RS Siloam Labuan Bajo untuk memastikan kelengkapan dan kesiapan layanan kesehatan di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.
“Saya juga menyempatkan berkunjung ke RS Siloam Labuan Bajo yang sudah lebih dulu berdiri, saya lihat layanan dasar kesehatan dan dokter-dokternya juga sudah ada. Harapannya bisa saling melengkapi ketersediaan layanan kesehatan di Labuan Bajo,” kata Menkes Budi.
Menkes Budi menyebutkan pembangunan layanan kesehatan di Labuan Bajo bukan hanya untuk menyambut adanya kegiatan KTT ke-42 ASEAN melainkan juga memastikan ketersediaan layanan kesehatan di Labuan Bajo terpenuhi terutama layanan kesehatan jantung dan stroke sebagai penyebab kematian tertinggi di Indonesia.
Sebagai salah satu agenda prioritas dalam transformasi layanan kesehatan rujukan yang saat ini tengah dilaksanakan oleh Kemenkes, RSUD Komodo disiapkan untuk memberikan kemudahan akses masyarakat sekaligus layanan kesehatan yang merata khususnya untuk 4 layanan prioritas yaitu jantung, stroke, kanker dan ginjal yang menjadi beban Pembiayaan Kesehatan terbesar.
Lebih lanjut, Menkes Budi juga memastikan kesiapan dokter spesialisnya. Saat ini ketersediaan dokter spesialis di Labuan Bajo belum terpenuhi. Maka dari itu, kesiapan alat kesehatan yang canggih harus dibarengi dengan mendatangkan Dokter Spesialis yang lebih lengkap.
“Untuk sementara ini karena fasilitas alat kesehatan yang berdatangan termasuk canggih, maka butuh lebih banyak dokter spesialis. Saya sudah berkoordinasi dengan Pak Bupati Labuan Bajo untuk dapat mendatangkan Dokter Spesialis dari luar Labuan Bajo, seperti Bali untuk dapat melengkapi kebutuhan layanan dokter spesialis di Labuan Bajo,“ ujar Menkes Budi.
Menkes Budi juga mengimbau dokter-dokter di NTT untuk dapat memanfaatkan fasilitas beasiswa dokter spesialis yang tengah disediakan oleh Kemenkes. Tujuannya agar jumlah dokter spesialis yang berasal dari Nusa Tenggara Timur semakin banyak. Selain itu, agar alat kesehatan canggih yang sudah disediakan dapat dimanfaatkan dengan maksimal.
“Ayo dokter-dokter umum di NTT segera manfaatkan kesempatan 2500 beasiswa dokter spesialis yang sudah disiapkan oleh Kemenkes supaya lebih banyak lagi dokter spesialis orang NTT, jadi bisa memaksimalkan alat kesehatan canggih yang sudah disediakan,” tutup Menkes Budi. (***)
*Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, @sehatnegeriku.kemkes.go.id