Connect with us

Dunia Pendidikan

Kolaborasi Pemangku Kepentingan Atasi Angka Pengangguran Lewat Program Kecakapan

Published

on

Tangkapan layar kanal YouTube KursusKita, @www.kemdikbud.go.id

Jakarta, goindonesia.co—Program Pendidikan Kecakapan Kerja (PKK) dan Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) yang diusung Direktorat Kursus dan Pelatihan (Ditsuslat), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), terbukti dapat menjadi salah satu solusi dalam mengatasi pengangguran. Hal ini disampaikan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi), Kiki Yuliati, dalam Peluncuran Program PKK dan PKW, Bantuan Pemerintah untuk Anak Usia Sekolah Tidak Sekolah Tahun 2023 yang disiarkan melakui kanal YouTube KursusKita, Jumat (20/1).

Sebagaimana dikatakan Dirjen Diksi, PKK dan PKW terutama di masa pandemi menjadi ‘penyelamat’ bagi anak-anak yang berasal dari golongan ekonomi lemah untuk bisa melanjutkan pendidikannya melalui jalur kursus dan pelatihan. Namun, hal ini tentunya optimalisasi program ini tak lepas dari peran para pemangku kepentingan (stakeholder) pendidikan di berbagai daerah yang berkomitmen mendukung PKK dan PKW sehingga dapat terlaksana dengan baik di lapangan.

Oleh karena itu, Dirjen Diksi mengimbau agar pemerintah daerah (Pemda) dapat terus memfasilitasi melalui berbagai kebijakan dan anggaran guna memastikan peserta didik di lembaga kursus dan pelatihan (LKP) mendapat bekal yang relevan dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri (DUDI). Kepada pimpinan LKP, ia juga mengimbau untuk merancang materi pembelajaran yang fleksibel bersama DUDI.

Kiki Yuliati juga mengapresiasi seluruh mitra yang selama ini turut mendukung dan bekerja sama menyukseskan PKK dan PKW sehingga dapat berjalan secara optimal dan berkesinambungan. Besarnya kepedulian para pemangku kepentingan ini, menurut Dirjen Kiki, sepatutnya disambut antusias oleh peserta didik.

“Peserta didik harus punya motivasi belajar agar kompetensi yang dihasilkan nanti selepas dari LKP dapat relevan dengan kebutuhan industri,” pesannya.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pendidikan Kota Surakarta, Dian Rineta, menjelaskan upaya yang telah dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta yang mendukung program pengentasan angka putus sekolah maupun pengangguran. “Secara konsisten kami sediakan anggaran dan secara rutin kami selenggarakan Gebyar Pendidikan Nonformal yang diikuti seluruh LKP se-Surakarta,” ucapnya. Ia menjelaskan bahwa di Surakarta terdapat 57 LKP dan 500 orang instruktur.

“Kami lakukan pembinaan kepada LKP secara periodik agar mereka bisa memberi bekal yang mumpuni bagi peserta didiknya. Pemkot terus berkoordinasi dan aktif mengambil peran dalam memfasilitasi dan menjembatani antara LKP dan industri agar mereka dapat tersalurkan ke dunia kerja,” lanjut Dian yang mengaku giat berkoordinasi dengan pemangku kepentingan setempat.  

Menurutnya, kursus dan pelatihan menjadi upaya penting dalam menekan angka pengangguran terutama selama dan pascapandemi untuk mewadahi anak-anak yang putus sekolah agar tetap bisa mengenyam pendidikan dan memperbaiki kualitas hidupnya. Dian menuturkan bahwa di wilayahnya ada 114 anak yang putus sekolah. “Kami dorong agar mereka meneruskan pendidikan sebab mereka punya potensi asal dibantu dan diarahkan untuk bisa mengembangkan bakat dan minatnya ke arah wirausaha,” jelasnya yang merasa terbantu berkat adanya program PKK dan PKW ini.  

“Kami sangat terbantu dan berterima kasih karena program PKK dan PKW turut membantu LKP dalam memberikan layanan pendidikan yang tepat sasaran kepada masyarakat. Semoga anak-anak yang putus sekolah bisa memiliki harapan yang sama dalam melanjutkan pendidikan melalui program ini dan berkesempatan memiliki masa depan yang cerah,” harap Kadisdik Kota Surakarta.  

Sependapat, Ridho Yahya selaku Wali Kota Prabumulih, Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) menilai bahwa program PKK dan PKW menjadi jawaban bagi peserta didik yang memiliki keterbatasan ekonomi untuk dapat melanjutkan pendidikan. “Tentu ini perlu didukung oleh anggaran yang menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah pusat dan daerah supaya kita memiliki tenaga kerja yang terampil sesuai dengan kebutuhan dunia industri,” ucapnya penuh keyakinan.

Komitmen yang sama juga turut ditunjukkan perwakilan Archipelago International Hotel Grup (ASTON) Hotel Group, Associate Director Learning and Development, Yeni Nofian, yang menyatakan dukungan pihaknya dalam mengembangkan SDM di Indonesia. Saat ini, ASTON Group memiliki 1.900 peserta magang yang belajar di ASTON Group yang tersebar di seluruh Indonesia. Selain itu, terdapat 80 guru pengajar yang siap memfasilitasi para peserta didik mengembangkan keterampilan.  

“Kami terus memperbaiki standar pembelajaran agar kompetensi lulusan magang sesuai dengan kebutuhan dunia industri termasuk penyelarasan kurikulum dengan Ditsuslat. Kami bekerja sama dengan berbagai stakeholder untuk lebih mengembangkan program magang kami. Salah satunya adalah dengan membangun platform yang memungkinkan peserta didik untuk belajar mandiri sehingga memudahkan mereka mengakses berbagai bahan materi di mana saja dan kapan saja,” ucapnya.

Sementara itu, General Manager HRD PT Sri Rezeki Isman Tbk., Sri Saptono Basuki, mengaku bangga dapat menjadi bagian dari upaya bersama pemerintah dalam mengentaskan pengangguran dan mengurangi angka kemiskinan melalui jalur pendidikan. “Peserta didik di LKP kita berikan kesempatan pemagangan di sini, instruktur juga kami dampingi dalam penyelarasan kurikulum,” katanya seraya menyebut bahwa LKP di daerah Karanganyar, Surakarta, hingga Prabumulih telah bekerja sama dengan perusahaannya.

“Peserta didik (magang) tidak hanya  menjadi bagian dari kerja sama yang baik karena lulusan LKP tersebut juga ada yang menjadi tenaga kerja kami yang berdaya saing. Kami harap, makin banyak LKP yang tertarik untuk melakukan pemagangan dan kolaborasi,” ucapnya seraya berharap kerja sama yang dibangun bersama Ditsuslat dapat memberi nilai dan daya saing bagi masyarakat luas.

Berikutnya, perwakilan dari PT Grup Astra Daihatsu Motor yakni Agus Setiono selaku Workshop Head Bengkel Tunas Daihatsu, Lebak juga menyampaikan harapan agar LKP bisa terus maju dan sukses berkat sinergi program yang dilakukan antara pemerintah pusat dan daerah, dunia industri, dan pelaku usaha. Menurutnya, banyak yang bisa dilakukan bersama-sama, seperti penyelarasan kurikulum pembelajaran, pengembangan infrastruktur, dan pemantauan aktivitas LKP di beberapa daerah agar prosesnya searah dengan kebutuhan DUDI.

“Mari kita bahu-membahu untuk bersama mengurangi angka pengangguran dii Indonesia. LKP bisa,” pungkasnya. (***)

(Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat Sekretariat Jenderal Kemendikbudristek, @www.kemdikbud.go.id)

Continue Reading
Advertisement Berita Vaksin Penting

Dunia Pendidikan

Lebih Cepat dan Higienis, Polman Babel Ciptakan Mesin Pengemas untuk Bantu UKM

Published

on

Tim dosen Politeknik Manufaktur Negeri Bangka Belitung (Polman Babel) menghadirkan mesin sealer atau pengemas kepada mitra UKM pembuatan pentol bakso (Foto : @vokasi.kemdikbud.go.id)

Bangka Belitung, goindonesia.co – Tim dosen Politeknik Manufaktur Negeri Bangka Belitung (Polman Babel) melakukan pendampingan untuk mitra UKM pembuatan pentol bakso di Desa Air Ruay, Kecamatan Pemali, Kabupaten Bangka, Bangka Belitung untuk meningkatkan produksi dan daya saing produk pentol bakso. 

Kegiatan pendampingan ini merupakan  bagian dari pengabdian kepada masyarakat dengan menghadirkan mesin sealer atau pengemas kepada mitra UKM pembuatan pentol bakso. Kehadiran mesin ini diharapkan mampu meningkatkan produktivitas UKM dan memberikan nilai tambah pada produk mereka. 

Tim pengabdian yang diketuai oleh Ariyanto ini secara bersama-sama dengan dosen lainnyanya, yakni Husman dan dan Eko Yudo memberikan pendampingan kepada para pelaku UKM dalam penggunaan mesin teknologi tepat guna ini. Mereka juga melibatkan mahasiswa dalam program ini. 

“Penggunaan mesin sealer sangat penting bagi pengemasan produk pentol bakso yang diproduksi oleh UKM. Dengan mesin ini, proses pengemasan bisa lebih cepat, rapi, dan produk pun menjadi lebih awet,” ujar Ariyanto. 

Selain itu, Ariyanto menuturkan bahwa mesin ini mudah dioperasikan dan dirancang khusus untuk UKM dengan skala produksi menengah ke bawah. 

Menurutnya, kehadiran mesin sealer dapat mengurangi risiko kontaminasi dan menjaga kebersihan produk sehingga mampu meningkatkan daya jual di pasar lokal maupun luar daerah. 

Ia juga berharap dengan adanya bantuan mesin ini, UKM pembuatan pentol bakso di Air Ruay bisa semakin berkembang. 

“Kami ingin melihat para pelaku UKM di daerah ini maju, dan tentunya dapat menghasilkan produk yang berkualitas tinggi,” tambahnya. 

Ariyanto juga berencana melibatkan mahasiswa lebih lanjut untuk membantu dalam pengawasan dan pelatihan berkala. 

Renny selaku Ketua UKM pembuatan pentol bakso, merasa bersyukur atas bantuan mesin ini. Ia menyatakan bahwa dengan adanya mesin sealer, pekerjaan pengemasan yang biasanya memakan waktu lama kini bisa dilakukan lebih cepat dan hasilnya pun lebih rapi. 

“Dulu kami kemas manual, butuh waktu lama. Sekarang, satu kali tekan sudah rapi dan aman,” ungkap Renny penuh semangat. 

Renny juga meyakini bahwa produk mereka kini akan lebih mudah dipasarkan karena pengemasannya yang menarik dan lebih higienis. “Kami bisa berkompetisi dengan produk luar. Terima kasih untuk Polman Babel yang telah membantu,” ujarnya dengan penuh antusias. 

Tak lupa, ia pun berpesan kepada para pelaku UKM lainnya agar tidak ragu memanfaatkan teknologi untuk membantu usaha mereka. “Bagi teman-teman yang masih manual, coba deh beralih ke teknologi. Selain hemat tenaga, hasilnya jauh lebih bagus,” kata Renny. 

Kegiatan pengabdian masyarakat ini menunjukkan kepedulian Polman Babel dalam mendukung pertumbuhan ekonomi lokal melalui penerapan teknologi tepat guna. Diharapkan kolaborasi ini bisa menjadi contoh bagi instansi lain dalam memajukan UKM di daerah-daerah. 

Dengan adanya inovasi dan dukungan seperti ini, UKM pembuatan pentol bakso di Air Ruay diharapkan dapat semakin berkembang dan mampu bersaing dalam industri makanan lokal maupun luar daerah. (***)

*Polman Babel-Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek 2022

Continue Reading

Dunia Pendidikan

Kreasi Cipta Lagu Anak Nusantara: Menguatkan Karakter Anak Indonesia Lewat Lagu Anak

Published

on

Infografis Kreasi Cipta Lagu Anak Nusantara (Foto : @www.kemdikbud.go.id)

Jakarta, goindonesia.co – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah melalui Pusat Penguatan Karakter memperkenalkan ajang “Kreasi Cipta Lagu Anak Nusantara” atau KELANA, sebagai bagian dari upaya memperkuat karakter anak-anak Indonesia melalui media yang mudah diterima, yaitu lagu anak. Kegiatan ini tidak hanya bertujuan menciptakan lagu-lagu anak yang menarik, tetapi juga menanamkan nilai-nilai karakter yang krusial bagi generasi muda. Mengangkat tema “Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat,” KELANA mengajak masyarakat untuk menginspirasi anak-anak agar mengamalkan kebiasaan baik yang diharapkan menjadi fondasi karakter yang akan berdampak positif bagi masa depan mereka.

Lagu Anak sebagai Media Edukasi

Musik, terutama lagu anak, memiliki peran besar dalam pembentukan karakter karena mampu memengaruhi emosi dan perilaku, terutama pada anak-anak. Lagu dengan pesan-pesan positif dapat menjadi sarana edukasi yang efektif, memperkuat nilai-nilai moral dan kebiasaan baik secara menyenangkan. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, menyampaikan bahwa lagu anak dengan pesan edukatif yang kuat masih sangat dibutuhkan, terutama untuk pendidikan karakter anak. Selain itu, harapannya anak-anak Indonesia menyanyikan lagu sesuai dengan umur dan tumbuh kembangnya.

Kepala Pusat Penguatan Karakter, Rusprita Putri Utami, menyatakan, “Lagu tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga media edukatif yang efektif. Melalui KELANA, kami berharap dapat menghadirkan lagu-lagu inspiratif yang membangun kebiasaan baik pada anak-anak.”

KELANA mengangkat tujuh nilai utama sebagai kebiasaan positif, yaitu bangun pagi, taat beribadah, rajin berolahraga, makan makanan sehat dan bergizi, gemar belajar, aktif bermasyarakat, dan istirahat yang cukup. Tujuh kebiasaan ini diharapkan menjadi fondasi kuat bagi anak-anak Indonesia untuk tumbuh menjadi pribadi yang sehat, cerdas, dan berkarakter.

Tema, Ketentuan Peserta, dan Penghargaan

KELANA dibagi ke dalam delapan kategori, yang mewakili tujuh kebiasaan baik, serta satu kategori tambahan yang mencakup semua kebiasaan tersebut dalam satu lagu. Kategori-kategori ini memberi keleluasaan bagi peserta untuk memilih satu kebiasaan atau menggabungkan beberapa kebiasaan dalam sebuah lagu. Setiap peserta hanya boleh mengirimkan satu karya lagu yang sesuai dengan tema dan ketentuan KELANA. Lagu yang diikutsertakan harus berdurasi 1 hingga 2,5 menit dalam bahasa Indonesia dan disampaikan dalam bentuk audio dan video.

Karya lagu harus orisinil, tidak mengandung unsur plagiat, dan bebas dari konten politik, pornografi, atau unsur negatif lainnya. Panitia akan mendiskualifikasi peserta yang melanggar ketentuan ini, dan keputusan juri bersifat final.

Pendaftaran dan pengiriman karya berlangsung pada 9 s.d. 30 November 2024. Setelah pengumpulan karya, dewan juri yang kompeten di bidang musik dan pendidikan akan menilai setiap karya berdasarkan kesesuaian lirik dengan tema, musikalitas, dan kekuatan pesan edukatif. Pengumuman pemenang dilakukan pada 13 Desember 2024. Sebanyak 24 pemenang dari delapan kategori akan menerima sertifikat elektronik dan hadiah uang pembinaan dengan total hadiah senilai Rp 280 juta. Semua karya pemenang akan menjadi bagian dari koleksi lagu anak-anak Indonesia.

KELANA sebagai Inspirasi Karakter Bangsa

KELANA bukan sekadar kompetisi, tetapi juga wadah bagi para pencipta lagu untuk berkontribusi dalam membentuk karakter bangsa. Melalui ajang ini, diharapkan muncul lebih banyak lagu anak yang tak hanya menghibur, tetapi juga mendidik dan memotivasi anak-anak menjalani kebiasaan baik. Selain itu, KELANA mengajak orang tua, guru, dan masyarakat untuk bersama-sama mendukung pembentukan karakter sejak usia dini.

Sebagai penutup, Kepala Pusat Penguatan Karakter menekankan pentingnya kolaborasi masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang mendukung karakter anak-anak. “Melalui KELANA, kami berharap masyarakat terlibat dalam pendidikan karakter anak-anak, sehingga nilai-nilai kebangsaan dan cinta tanah air tertanam kuat dalam diri generasi muda,” ujarnya.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai syarat, pendaftaran, dan ketentuan lengkap KELANA, masyarakat dapat mengunjungi laman resmi di cerdasberkarakter.kemdikbud.go.id /kelana2024.  (***)

(Tim Puspeka / Editor: Stephanie, Azis)

Continue Reading

Dunia Pendidikan

Manfaatkan Potensi Lokal, Tim Dosen Polinema Ajari Warga Warga Desa Duwet Ubah Sayur menjadi Es Krim

Published

on

Program pelatihan kewirausahaan untuk masyarakat yang dibantu oleh tim dosen dari Politeknik Negeri Malang untuk memanfaatkan sayur mayur menjadi produk es krim yang sehat (Foto : @vokasi.kemdikbud.go.id)

Malang, goindonesia.co – Perguruan tinggi vokasi didorong untuk memberikan manfaat bagi masyarakat melalui penguasaan keilmuannya. Salah satunya seperti yang dilakukan oleh tim dosen dari Politeknik Negeri Malang (Polinema) dengan membantu warga desa di Malang untuk memanfaatkan sayuran mayur menjadi produk es krim yang sehat melalui program pelatihan kewirausahaan. 

Pengembangan es krim sayuran ini merupakan salah satu diversifikasi dari produk sayur mayur yang banyak di produksi oleh warga Desa Duwet, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Kegiatan ini sekaligus menjadi praktik baik dari program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dari Jurusan Administrasi Niaga, Polinema. Sementara itu, pengembangan es krim sayuran ini dilakukan melalui Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M) Polinema. 

Ketua tim PKM Polinema dalam program ini, Ellyn Eka Wahyu, mengatakan bahwa kewirausahaan merupakan salah satu pilar penting dalam pengembangan ekonomi masyarakat. Oleh karena itu, Polinema berkomitmen untuk membantu masyarakat dalam mengembangkan praktik-praktik kewirausahaan, utamanya yang berbasis dengan potensi lokal.

Menurut Ellyn, di tengah tantangan perekonomian yang kian kompetitif, masyarakat perlu diberdayakan untuk memiliki keterampilan dan pengetahuan yang memadai dalam berwirausaha. 

“Pelatihan kewirausahaan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan  dalam menciptakan dan mengelola usaha, sehingga dapat berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan dan kemandirian ekonomi,” kata Ellyn Eka. 

Pemilihan es krim sayuran, lanjut Ellyn, bukan hanya sekadar inovasi kuliner, tetapi juga merupakan solusi kreatif untuk meningkatkan kesadaran dan konsumsi sayuran di masyarakat. Produk ini dapat menjadi tren baru yang menarik dengan memadukan kesehatan dan kesenangan dalam satu produk. 

Beberapa materi dalam pelatihan yang diajarkan oleh tim dosen dari Polinema ini diantaranya adalah pengantar kewirausahaan yang meliputi definisi kewirausahaan, peran wirausaha dalam perekonomian, serta karakteristik seorang wirausaha. Tim Polinema juga mengajak warga untuk mengidentifikasi peluang usaha serta membahas teknik menemukan ide bisnis, analisis pasar dan kebutuhan konsumen, studi kasus contoh ide usaha yang berhasil. 

Ellyn menyampaikan bahwa berbagai pelatihan yang dilaksanakan tersebut bertujuan agar hasil pertanian sayur mayur Desa Duwet khususnya Sawi dan Tomat dapat dimaksimalkan pengolahannya menjadi produk lain agar lebih bervariasi, sehat, halal, lezat, digemari dan dapat dinikmati semua golongan usia. 

“Pelatihan ini mendapatkan antusias, perhatian yang seksama dan sangat baik dari ibu-ibu dan remaja putri dari Desa Duwet dan berharap kegiatan serupa dapat dilaksanakan kembali di tahun-tahun berikutnya dengan tema/topik yang berbeda,” ujarnya. 

Ellyn berharap, kegiatan ini dapat memberikan manfaat bagi peserta untuk mengembangkan perekonomian di Desa Duwet. Keterampilan dan pengetahuan yang diperoleh dari pelatihan ini nantinya dapat menjadi modal untuk dapat mengembangkan dan berinovasi dalam pemasaran hasil pertanian. 

Sebagai informasi, selain Ellyn, kegiatan ini juga melibatkan sejumlah dosen lainnya, yaitu Yekie Senja Oktora, Halid Hasan, Achmad Suyono, Eny Widiyowati, dan Siti Nurbaya. Program ini juga melibatkan tenaga laboran/PLP Jurusan Administrasi Niaga, Winda Rachmawati. (***)

* Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek 2022

Continue Reading

Trending